Berfikir, Bekerja, Berjuang

Space iklan

Thursday, December 29, 2005



RESENSI BUKU

Kita percaya bahwa sejarah bukan hanya cerita tentang serpihan peristiwa masa lalu, namun rangkaian kehidupan umat manusia itu juga memberikan pelajaran tak terperi pada bangsa-bangsa yang datang sesudahnya. Bila al-Qur'an banyak berkisah tentang umat-umat masa lalu, dan hadits pun banyak merekam beragam peristiwa penting dalam perjuangan Islam, maka semua itu cukup menjadi landasan bagi kita untuk memberikan porsi kajian yang besar pada sirah , lebih-lebih sirah nabawiyah (narasi kehidupan Nabi).

Karena itu, K.H. Rahmat Abdullah, yang memberi pengantar pada buku ini, melontarkan kritiknya terhadap kerangka keilmuan yang dibentuk oleh para ulama dahulu, yaitu akidah, fiqih, dan akhlak. Ketiga kajian ini diakuinya memang cukup mampu membentuk pribadi Muslim yang sadar akan kewajibannya terhadap Allah dan masyarakat. Namun menurutnya ada yang terputus.

Ketiga kajian ini jelas kekurangan satu hal pokok, yaitu “mata rantai yang akan menghubungkan mereka dengan Rasulullah, bahkan dengan Nabi-Nabi sebelum-nya.” Ini disebabkan tiadanya kajian sirah ataupun sejarah Islam yang berdasar-kan wa'yu (kesadaran ilmiah). Padahal sekali seseorang berbicara sirah, maka ia pasti merupakan bagian integral dan ummatan wahidah . Ia akan mewarisi spirit masa lampau umat Islam yang sangat kaya dan menumbuhkan militansi. Karena itu, putusnya mereka dengan sirah membuat lemahnya girah dan ruhul jihad.

Friday, December 23, 2005






BERISLAM DALAM ”KETERBATASAN” YANG KITA MILIKI
Alloh SWT berfirman : ” Bertaqwalah kepada Alloh menurut ukuran kemampuanmu ” (QS. At-Taghabun:16).
Ini berarti bahwa Alloh mengetahui keterbatasan kita sebagai manusia dan dalam keterbatasan itulah Ia ingin kita berislam. Nabi Muhammad SAW bersabda, ” Alloh merahmatti seseorang yang menegtahui kadar kemampuan dirinya. ” Dengan menegtahui kadar kemampuan diri sendiri, kita bisa memposisikan diri secara tepat dalam berbagai situasi kehidupan.
Perintah-perintah dalam Islam begitu banyak , seperti menuntut ilmu, beribadah, ibadah mahdhah, belajar, berjihad dan sebagainya. Tidak semua perintah dapat kita lakuakan dengan cara yang expert, sempurna. Oleh karena itu di surga disediakan banyak pintu, salah satunya adalah pintu ibadah shalat, zakat, haji, dan seterusnya. Dan karena batas kemampuan itulah mengharuskan kita untuk memilih fokus tertentu dalam kehidupan kita.
Dalam suatu dialog antara Abu Bakar dan Rasulullah, Beliau mengatakan bahwa sesungguhnya di suraga itu ada banyak pintu dan setiap orang nanti ada yang msuk melalui pintu shalat, puasa dan sebagainya. Kemudian Abu Bakar bertanya, ”Adakah orang yang masuk melalui semua pintu itu?” Rasulullah menjawab, ”Ada, dan aku berharap kamu adalah salah seorang di antaranya.”
Jadi setiap manusia memiliki 2 ciri keterbatasan :
1.Sifat parsial (artinya kita tidak bisa memiliki/menguasai segala bidang)
2.Dalam lingkar yang sangat parsial itu kemampuan kita juga terbatas. Misalnya dalam bidang kedokteran, kita memiliki kelebihan dibanding lainnya, namun kita pun tetap saja terbats dalam penguasaan bidang kedokteran itu.



Dalam kehidupan pribadi atau masyarakat, pendidikan (tarbiyah) menududki posisi yang sangat penting. Sebab melalui proses pendidikan pribadi seorang dapat tumbuh dan berkembang secara baik, sesuai yang diharapkan. Tarbiyah dapat membentuk kepribadian seseorang selaras dengan nilai-nilai dan prinsip yang mendasarinya sehingga menjadi kepribadian yang sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai dan prinsip Islam.
Seseorang yang telah dididik dengan pola pendidikan Islam, sikap dan perilakunya akan merupakan refleksi total dari keutuhan dirinya yang telah tersibghah nilai-nilai Islam. Akibatnya integritas Islamnya kukuh dan gaya hidupnya Islami. Tidak akan terjadi split personality (kepribadian pecah) yang mengakibatkan seorang muslim kehilangan kepribadiannya dan terseret ke dalam arus gaya hidup yang lain.
Pendidikan Islam mengarahkan kehidupan seorang muslim berkembang dan terus semakin matang. Sikap, perilaku, dan gaya hidupnya bersifat spesifik islami yang berinteraksi secara posiif, baik internal maupun eksternal. Sehingga ia dapat memancarkan arus Islam si tengah-tengah lingkungannya. Ia menjadi manusia yang tangguh yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai arus kehidupan yang melandanya. Tegasnya ia menjadi muslim yang muttaqin.

ARTI PENTING TARBIYAH ISLAMIYAH
Barangkali tidak akan ada yang menyangkal bahwa Muslim yang istiqomah dengan Islam atau dengan kata lain yang berpegang teguh pada din Allah merupakan modal dasar terbenuknya masyarakat Islam. Ia adalah batu bata yang dapat disusun menjadi bangunan. Semakin tinggi dan besar suatu bangunan maka semakin memerlukan batu bata yang kuat dan kukuh. Di sisi lain berpegang teguh dengan din Allah adalah dasar umum bagi penyelesaian krisis keimanan yang melanda kaum muslimin terutama para pemudanyya. Karena ittu peranan tarbiyah dalam upaya mengatai munculnya gejala krisis konfedensi di kalangan kaum muslimin yang diakibatkan oleh derasnya arus ghazwl fikri (perang pemikiran) semakin jelas. Secara ringkas urgensi dari tarbiyah Islamiyah ini terlihat jelas pada peranannya dalam kehidupan ini.

1. Membentuk generasi yang Islami
Pendidikan islami (tarbiyah Islamiyah) adalah satu-satunya cara terbaik dalam membentuk individu berkepribadian, masyarakat yang ideal dan peradaban kemanusiaan yang tinggi. Hubungan ketiga aspek tersebut saling terkait, karena terbentuknya masyarakat ideal. Sedangkan terbentuknya masyarakat ideal merupakan medium terbentunya peradabn kehidupan manusia yang tinggi.
Apabila ketiga aspek tersebut terwujud maka akan melahirkan kebaikan-kebaikan dan kebahagiaan hidup. Semua itu dapat diwujudkan melalui Tarbiyah Islamiyah.

2. Merupakan kebutuhan manusia
Manusia adalah makhluk Allah yang mempunyai insting, watak, dan kecenderungan yang berbeda-beda. Ada orang yang didalam kehidupannya dijajah oleh nafsu. Perilaku tersebut tidak ubahnya seperti binatang. Tetapi ada pula manusia yang mampu meningkatkan derajadnya ke tingkat yang paling tinggi. Namun ada juga manusia yang mengikuti kehendak syetan.
Jika manusia dibiarkan dengan kecenderungan dan watak masing-masing tanpa ada upaya pembentukan melalui media pendidikan yang sesuai dengan fitrah kejadiannya, niscaya panorama bumi akan diwarnai dengan kezaliman dan permusuhan.
Sehubungan dengan itu satu-satunya media untuk menyelamatkan manusia dari kenistaan dan jeratan konflik akibat adanya pertentangan ialah tarbiyah islamiyah yang menyeluruh terutama pembinaan iman dan keyakinan.

3. Tarbiyah Islamiyah adalah suatu kewajiban agama
Pendidikan islam adalah wajib, karena ia merupakan sarana terlaksananya kewajiban din yaitu ibadah. Ta’lim adalah bagian dari tarbiyah dan ibadah tidak sah tanpa mengetahui hokum dan syarat sahnya ibadah. Atas dasar tersebut Rasulullah SAW bersabda “ Menuntut ilmu itu ajib bagi setiap Muslim”.

Itulah beberapa bukti dan pertimbangan yang memastikan urgensi tarbiyah islamiyah salam kehidupan. Tetapi perlu kita sadari bahwa tanpa adanya tarbiyah yang terarah dan sistemik mustahil akan mencetak insan yang memiliki Syakhsiyah Islamiyah.

PENGERTIAN TARBIYAH ISLAMIYAH
Dari segi bahasa tarbiyah islamiyah bermakna: Rabba-yarbu (tumbuh berkembang), rabbiya-yarba (tumbuh secara alami), rabba-yarabbu (memperbaiki, meningkatkan). Sedangkan secara istilah Tarbiyah Islamiyah adalah memperbaiki sesuatu, menjaga serta memeliharanya.
Tarbiyaah memiliki pengertian cara ideal dalam berinteraksi dengan fitrah manusia, baik secara langsung (dengan kata-kata) ataupun secara tidak langsung (dengan keteladanan) untuk memproses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik.
Tarbiyah Islamiyah berarti proses mempersiapkan orang dengan persiapan yang menyenuh seluruh aspek kehidupan meliputi jasmani, ruhani, dan akal pikiran. Demikian juga dengan kehidupan duniawinya, dengan segenap aspek hubungan dan kemaslahatan yang mengikatnya, dan kehidupan akhirat dengan segala amal yang sihisabnya yang membuat Allah ridha atau murka.
Jadi secara ringkas tarbiyah islamiyah adalah proses penyiapan manusia yang saleh, yakni agar tercipta suatu keseimbangan dalam potensi, tujuan, ucapan, dan tindakannya secara keseluruhan. Keseimbangan potensi yang dimaksud adalah hendaknya jangan sampai kemunculan potensi menyebabkan lenyapnya potensi yang lain atau suatu potensi sengaja dimandulkan agar muncul potensi yang lain.
Juga keseimbangan antara potensi ruhani, jasmani, dan akal pikiran, keseimbangan antara kebutuhan primer dan sekundernya, antara cita-cita dan realitasnya, antara jiwa ambisi pribadi dan jiwa kebersamaannya, antara keyakinan kepada alam ghaib dan keyakinan pada alam kasat mata, keseimbangan antara makan, minum, pakaian, dan tempat tinggalnya, tanpa adanya sikap berlebih-lebihan si satu sisi dan pengabaian di sisi yang lain. Benar-benar keseimbangan yang mengantarkan pada sikap yang adil dalam segala hal.

TUJUAN TARBIYAH ISLAMIYAH
Secara umum terbiyah islamiyah bertujuan membentuk manusia yang hanya beribadah kepada Allah SWT dan memakmurkan bumi hanya dengan aturan-aturan Allah baik yang berupa wahyu atau pun sunatullah, sehingga lahir suasana kehidupan yang islami di bumi ini.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut dijabarkan dalam tiga tujuan utama dari tarbiyah islamiyah, yaitu:
1. Terbentuknya Tashawur (persepsi) Islami yang jelas.
Islam sebagai din, sebagai pedoman hidup dari Allah SW mencakup seluruh aspek kehidupan dan perilaku untuk seluruh zaman dan ummat manusia. Ketidakmenyeluruhan persepsi terhadap Islam akan mengakibatkan Islam terisolasi dari pentas kehidupan, juga menjadi sumber bid’ah, khurafat, takhayul, dan tradisi jahiliyah serta berbagai kontradiksi. Bahaya persepsi yang parsial (Juz’I) dijelaskan dalam firman Allah Q.S. Al Baqarah:85 sedangkan kejelasan dan keuniversalan Islam terlihat pada firman Allah Q.S. An-Nisaa’:89.
2. Membentuk Syakhsiyah Islamiyah (pribadi yang Islami)
Pribadi yang Islami adalah pribadi yang menjadikan nilai-nilai Islam sebagai bahan utama pembentuk kepribadiannya, sehingga identitas dirinya benar-benar mencerminkan keislamannya.
Komponen dasar bagi terbentuknya kepribadian seseorang adalah keyakinan, pendirian, perasaan, pemikiran, watak, performa, dan perilaku. Dan akidah islamiyah adalah dasar pembentukan dari semua komponen tersebut.
Tarbiyah ilamiyah diharapkan menghasilkan buah yang baik. Buah yang diharapkan dari pembinaan islami (tarbiyah islamiyah) adalah terciptanya sosok pribadi Muslim yang ideal, pribadi muslim yang kaffah. Yaitu pribadi muslim yang mengimplemetasikan nilai-nilai Islam secara keseluruhan, tidak hanya bagian per bagian.
Beberapa deskripsi tentang pribadi muslim yang kaffah yang harus diketahui oleh seorang muslim, antara lain:
1. Lurus aqidahnya
Kelurusan akidah merupakan pokok terpenting bagi pribadi muslim. Demikian pula yang dilakukan Rasulullah SAW pertama kali dapat ditelusuri bahwa ayat-ayat Al Qur’an Makiyyah turun selama 13 tahun yang menjelaskan kalimat Laailaaha illallah. Yang demikian itu karena din ini seluruhnya tegak di atas kalimat Laa ilaaha illallah. Memahamkan pada manusia bukan membuat tertarik pada cabang-cabang Islam saja, namun dengan pemahaman akidah dalam hati mereka yang kemudian secara otomatis akan melaksanakan segala syariatnya.
2. Benar Ibadahnya
Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah SWT, baik berupa perkataan, kepasrahan, dan ketundukan yang sempurna serta membebaskan diri dari segala yang bertentangan. Dengan demikian serang muslim harus paham bahwa ibadah kepada Allah merupakan kebutuhan dan kepentingan manusia, baik ibadah khusus (khashah), shalat, puasa, zakat, dsb. Ataupun ibadah umum (ammah), menuntuk ilmu, jual beli, dsb. Seorang muslim dalam beribadah haruslah benar yaitu niat ikhlas karena Allah dan berdasar atas syariat Islam.
3. Terpuji Akhlaknya
Islam mengatur dalam segala aspek dari mulai bangun tidur smpai pada pagi berikutnya. Sehingga gerak langkah seorang muslim senantiasa indah karena mengikuti irama kehidupan yang diatur oleh Allah SWT. Seorang muslim yang berakhlak membawa dampak tidak hanya pada dirinya sendiri tapi juga lingkungan sekitar. Sehingga nantinya akan tercipta umat yang berakhlak mulia. Kesempurnaan iman seseorang dapat dilihat dari kualitas akhlaknya.
4. Berwawasan Luas
Wawasan disini bermaksud senantiasa memikirkan sesuatu yang membangun, memperbaiki bukan membuat hal yang tidak berguna, dan menjauhkan diri dari sifat yang merendahkan. Karena pentingnya berwawasan luas inilah maka setiap muslim diwajibkan untuk senantiasa menuntut ilmu, baik ilmu keagamaan maupun ilmi-ilmu alam dan ilmu yang lainnya.
5. Kuat Fisiknya
Rasulullah bersabda “ Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah pada keduanya ada kebajikan” (HR. Muslim)
Rasulullah telah menegaskan pentingnya pembentukan badan yang sehat dan menjaga dari berbagai penyakit. Kewajiban dan tanggung jawab pribadi muslim ideal tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya badan/fisik yang sehat.

Maraji’:
- Urgensi Tarbiyah Islamiyah. Drs. Abu Ridho
- Tarbiyah Rasulullah. Najib Khalid Al Amir.
- Buku Panduan Asistensi Agama Islam UNS

Sumber Foto : http://hasmidepok.org/kajian-islami/urgensi-tarbiyah-islamiah/


Mahasiswa dipilih sebagai pelaku karena memiliki potensi yang besar sebagai agen perubahan. Mahasiswa sebagai segmen pemuda yang tercerahkan Karena memiliki kemampuan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang memiliki kemampuan logis dalam berfikir sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Sebagai bagian dari pemuda, mahasiswa juga memiliki karakter positif lainnya, antara lain idealis dan energik.dealis berari (sehrusnya) mahasiswa masih belum terkotori oleh kepentingan pribadi, juga belum terbebabni oleh beban sejarah atau beban posisi. Artinya mahasiswa masih bebas menempatkan diri pada posisi yang dia anggap terbaik, tanpa adanya resistansi yang lebih besar. Sedangkan energik berarti pemuda biasanya siap sedia melakukan “kewajiban” yang dibebankan oleh suatu ideology manakala dia telah meyakini kebenaran ideology itu.
Dengan potensi itu, wajar jika pada setiap zaman kemudian pemuda memegang peranan pening dalam perubahan kaumnya. Kita lihat kisah Ibrahim as sang pembaharu, atau kisah pemudi kahfi (Q.S. 18: 9-26) yang masing-masing sigap menerima kebenaran.
Ada ulama yang kemudian menyampaikan bahwa pemuda memiliki 3 peran:
1.Sebagai generai penerus (Q.S Ath Thur : 21); meneruskan nilai-nilai kebaikan yag ada pada suatu kaum.
2.Sebagai generasi pengganti (Q.S. Maidah : 54); menggantikan kaum yang memang sudah rusak dengan karakter mencintai dan dicintai Allah, lemah lembut kepada kaum mu’min, tegas kepada kaum kafir, dan tidak takut celaan orang yang mencela.
3.Sebagai generai pembahari (Q.S. Maryam : 42); memperbaiki dan memperbaharui kerusakan yang ada pada suatu kaum.
Islam adalah sebuah ideology yang memberikan energi besar bagi perubahan. Hal ini dimungkinkan karena karakter Islam yang syumul, mewarnai seluruh aspek kehidupn dan mengatur seluruh bagian manusia.
Berbicara tentang perubahan, tentunya akan memunculkan pertanyaan mengapa harus ada perubahan? Kondisi saat ini sangat jauh dari ideal. Tidak perlu kita pungkiri bahwa masyarakt (termasuk atau terutama di Indonesia) saat ini masih cukup jauh dari Islam. Contoh yang jelas tampak di permukaan adalah pada moral masyarakat, misalnya korupsi yang membudaya atau adanya pergaulan bebas. Oleh karena itu tidak salah jika ada ulama yanh mengatakan kondisi sekarang sebagai jahiliyah modern.
Melakukan perubahan adalah perintah si dalam ajaran Islam, sebagaimana dalam sebiuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung, orang yang hari ini sama dengan kemarin berarti rudi, dan orang yang hari ini lebih buruk dari kemarin adalah celaka. Artinya kalau kita membiarkan kondisi statis tanpa perubahan –apalagi membiarkan perubahan ke arah yang lebih buruk- berarti kita tidak termasuk orang yang beruntung. Juga di dalam Ali Imran:104 Allah memerintahkan agar ada kaum yang menyeru kepada kebaikan –sebagai sebuah perubahan.
Dengan mengetahui sedimikian hebat dan canggihnya usaha musuh-musuh Islam khususnya Yahudi di dalam memurtadkan atau minimal mensekulerkan kaum muslimin, dan hasil usaha mereka telah mencengkeram berurat berakar pada tubuh kaum muslimin, tibul pertanyaan : Apakah kondisi yang demikian parah tidak dapat dirubah? Lalu siapakah yang mampu merubah kondisi tersebut? Dan bagaimana caranya?
Sudah merupakan sunatullah bahwa pergiliran kemenangan merupakan suatu kepastian yang akan terjadi. Maka perubahan menuju kejayaan Islam dan kaum muslimin bukanlah suatu hal yang mustahil. Yang paling bertanggungjawab akan kebangkitan Islam bukanlah orang lain melainkan tentu saja umat Islam itu sendiri, khususnya para pemuda pemudi dan lebih khusus lagi para mahasiswa dan mahasiswi Islam.
Sejarah membuktikan unsur utama perubah kekalahan menjadi kemenangan adalah generasi muda. Sejak zaman para nabi hingga sekarang para pemudalah yang menjadi garda depan perubahan kondisi ummat.
Para pemuda seharusnya menyadari bahwa inilah saat yang paling tepat untuk beubah dan ikut merubah kondisi. Rasulullah bersabda: Gunakanlah lima perkara sebelum dating lima perkara yaitu :
1.Hidupmu sebelum matimu
2.Kesehatanmu sebelum sakitmu
3.Masa luangmu sebelum kesibukanmu
4.Masa mudamu sebelum masa tuamu
5.Masa kayamu sebelum masa miskinmu
Untuk perisai bagi terjaganya waktu muda maka perlu memperhatikan suatu riwayat tentang adanya pertanyaan penting di akhirat kelak khususnya kepada para pemuda yakni:
1.Umurnya, untuk apa ia habiskan?
2.Tentang masa mudanya, juga untuk apa ia manfaatkan?
3.Hartanya, darimana ia peroleh dan kemana ia infakkan (keluarkan)?
4.Ilmunya, apa yang telah ia lakukan dengan ilmunya itu?

Masa muda memang penuh tantangan yang harus digunakan untuk mencapai kedewasaan, kematangan dan kepribadian Islami yang benar-benar tangguh. Seorang pemuda yang banyak melakukan penyimpangan akhlak, pemikiran dan tugas-tugas dimana letak keindahannya? Untuk itu Ia harus memperbaiki diri bersama Islam, bersama orang-orang shaleh, yang bersama-sama meningkatkan kualitas akhlaknya, Ilmu, wawasan, amal, kekuatan fisik dan kemandirian.

Maraji’:
-Buku Penunjang Materi Asistensi Agama Islam Faperta UGM


A. MUKADIMAH
Vatiahotis, wartawan far Eastern Economic Review pernah berkata, “Saya sering lupa bahwa saya berada di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.” Mengapa? Pertanyaan wartawan tersebut menggelitik bagi kita, mengapa? Karena sebenarnya inti dari jawabannya adalah belum tersosialisasikannya nilai-nilai Islam di masyarakat kita yang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim.
Masih jelasnya perbedaan ditengah umat kita dalam memilah-milah perbuatan ini ibadah atau tidak dan sering pula kita mendalami suatu ilmu, ini ilmu agama dan ini tidak. Inilah sebenarnya dibalik kemunduran umat islam. Pemahaman yang tidak utuh, masih seringnya kita beramai-ramai memperbincangkan masalah yang furu’I, masalah yang kecil-kecil, ini mazab saya dan ini tidak, ini Islam tradisional dan ini Islam moderat. Akan tetapi yang lebih penting, bagaimana kita menyelami nilai-nilai Islam dalam semua sisi kehidupan. Dan ini perlu penggalian konsep-konsep keislaman yang lebih banyak lagi, bagaimana ekonomi islam, manajemen islam, politik islam, pendidikan islam dan sebagainya. Dan ini hanya bisa kalau kita mau memperluas wawasan kita dan menunut ilmu dengan lebih tekun lagi, belajar, belajar, dan belajar. Dan inilah saatnya zaman kebangkitan Islam. Insya Allah.

Tak akan mengenal Islam seseorang, jika ia tidak mengenal jahiliah.

Sebuah ungkapan yang mungkin akrab di telinga kita. Namun yang menjadi masalah adalah kita belum memahami secara mendalam arti dari kejahiliahan itu sendiri. Banyak orang yang beranggapan bahwa jahiliyah hanya dating sebelum Islam di Jazirah Arab. Sehingga jahiliah ditentukan dengan sebuah kondisi masyarakat yang pernah ada sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang keberatan jika kondisi sekarang disebut jahiliah modern, padahal jika diamati kondisi sekarang tak ubahnya seperi kondisi yang terjadi di masa jahiliyah di zaman sebelum Rasulullah diturunkan.
Pada zaman ketika Islam belum turun (di Jazirah Arab) kita bisa melihat realitas kehidupan yang pekat dengan warna jahiliah. Kejahiliahan yang terjadi pada masa pra Islam (di Jazirah Arab0 merupakan kejahiliahan yang disebabkan oleh kebodohan, yaitu belum mengenal hakikat Tuhan, mereka mencari Tuhan dengan mewujudkan Tuhan dalam bentuk berhala atau apa saja, pada masa itu idak ada tata social sehingga kerusakan timbul di mana-mana. Pembunuhan, perzinaan, dan mabuk-mabukkan bukanlah hal aneh di zaman itu, fanatisme tokoh dan kabilah (suku/ras) yang akhirnya berakhir pada peperangan menjadi kemestian. Kerusakan moral yang terjadi saat itu terjadi secara vulgar tanpa kemasan apa pun.
Berbeda di zaman sekarang, yang manusia saat ini bangga dengan peradaban dan beradab. Kebrobokan moral dan kebodohan terbungkus oleh kemasan kebohongan yang indah. Sekarang kita lihat kecanggihan teknologi semakin menjauhkan pada hakikat penciptaan dari Allah Swt., atas nama seni para wanita bertelanjang ria, atas nama ketertiban masyarakat, pelacuran diteribkan lewat pembangunan lokalisasi, dan demi pemasukan negara (pajak), minuman keras menjadi legal dan halal bagi mereka yang berkantung tebal dan lemah iman. Peperangan sengaja diletuskan agar persenjataan laku, nasionalitas yang sempit mnjadikan negara satu dengan yang lain saling berperang.
Begitulah fenomena kejahiliahan yang terjdi pada masa pra-Islam yang ternyata juga terjadi di masa kini, di mana manusia (baca kita) mengaku sebagai bangsa yang beradab.

B. KEJAYAAN ISLAM
Sejak diutusnya Nabi Muhammad sebagai rasul, Nabi Muhammad menanamkan, menata dan memperbaiki umat saat iu dengan ajaran Islam, hingg kerusakan Akidah dan moral umat saat itu berubah pada kemulaan, dakwah Rasulullah tersebut diteruskan oleh para sahabat (Khulafaurasyidin). Mulai pada masa Khalifah Umar bin Khatab, Islam telah berkembang sampai ke Persia, Syam dan Maroko. Masyarakat muslim saat iu benarbenar merasakan keadilan Islam saat itu. Dan Islam semakin berkembang setelah itu yaitu dibawah naungan bani Umayah dan bani Abasiah yang kemudian diteruskan oleh Khilafah Turki Utsmani. Di bawah naungan bani Umayah dan bani Abasiah Islam mencapai puncak kejayaan, wilayah Islam yang terbentang dari Arab, Persia, Romawi, Eropa, dan daratan Asia di bawah naungan Islam selama empat abad. Islam saat itu benar-benar tergambr di seluruh aspek kehidupan. Hukum Islam tegak, kehidupan masyarakat tertata rapi, bangunan mesjid berdiri megah, pusat-pusat kesehatan bertebaran di mana-mana, pusat-pusat keilmuan berdiri di setiap sudut kota. Hajad hidup rakyat berupa pendidikan dan kesehatan diperoleh secara gratis, biaya ditanggung oleh khalifah Islam saat itu.
Pada sat yang sama Eropa sedang tertidur lelap oleh doktrin-doktrin gereja. Apalagi saat itu muncul fatwa gereja (700 M) yang meramalkan akan terjadi kiamat pada tahun 1000 M. Akibatnya fatal, Eropa menjadi benua yang mati. Perkembangan peradaban Islam masa itu mulai masuk ke Eropa dan mulai membuka mata orang Eropa (baca Kristen). Masa bangkitnya orang Eropa saat itu sering disebut dengan masa Renaisance. Kebangkitan dilandasi pada dua hal yaitu: Keinginan mengembalikan kejayaan Yunani (paganisme) dan Romawi (filsafati). Rasa dendam terhadap pemimpin gereja yang dianggap telah membohongi dan dendam terhadap umat Islam yang telah menghancurkan peradaban Yunani dan Romawi.
Dengan latar belakang di atas, akhirnya eropa mendapat kejayaan kembali dengan meninggalkan gereja (berketuhanan) dan memusuhi umat Islam yang telah mengajari mereka (baca Eropa) tentang peradaban, sehingga memunculkan perang yang berkepanjangan sampai sekarang.


C. KERUNTUHAN ISLAM
Dari uraian di atas kejayaan umat Islam di atas kita ketahui berama bahwa Islam tegak dan jaya hingga mampu menebar rahmat di seluruh alam semesta ini dengan menjalankan Al-Qur’an dan Sunah Rasul, hingga peradaban tegak di atas Akidah yang kukuh dihiasi indahnya akhlak umatnya. Sudah menjadi fitrah manusia yang selalu terlena, oleh nikmat dunia dengan harta dan kekuasaan, dibalik kejayaan Islam saat itu ternyata umat Islam terlena hingga lambat laun jauh dari Al-Qur’an, mereka saat itu tenggelam oleh kemewahan harta dan perebutan kekuasaan.
Perang Salib yang terjadi sampai tujuh kali yang berlangsung selama hampir satu abad selalu dimenangkan oleh umat Islam, karena pada saat itu umat Islam masih berpegang pada Al-Qur’an sekalipun saat itu kekuatan Nasrani dan Yahudi bersatu utuk memadamkan cahaya Islam. Puncak kekalahan umat Islam adalah terjadinya peristiwa bersejarah pada tanggal 3 Maret 1924, Khalifah Turki Uutmani telah dihapuskan oleh umat Islam sendiri (Musthofa Kemal Pasha). Turki saat itu sebagai symbol kekuatan Islam, runtuh digantikan dengan system Barat yang dianggap lebih modern dan maju yaitu dengan merunuhkan pelaksanaan ajaran Islam. Saat ini di Turki sekolah Islam ditutup, simbol-simbol Islam (jilbab, bahasa Arab, mesjid, dll) dihapus. Dengan cara inilah umat Islam akhirnya terkalahkan, terbukti saat ini umat Islam telah jauh dari ajaran Islam sehingga mereka kehilangan identitasnya sebagai Muslim. Islam hanyalah sekedar symbol, Islam identik dengan kebodohan, kemiskinan, dan terpecah-belahnya negeri Islam.
Dari fenomena yang terjadi, penyebab runtuhnya bangunan umat Islam ternyata tidak hanya karena serangan dari kaum kafir saja akan tetapi juga karena semakin lemahnya umat Islam dalam berinteraksi dengan ajaran Islam yang dianutnya, berikut yang menyebabkan lemahnya umat Islam saat ini:
1.Kondisi umat Islam dewasa ini memprihatinkan. Sebagian umat Islam telah jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an dan sunah sehingga kehilangan identitasnya sebagai seorang Muslim. Mereka tidak lagi merasa bangga terhadap keislamannya, namun justru merasa aneh ketika melihat saudaranya yang taat menjalankan perintah agamanya dan memiliki komitmen terhadap keislamannya. Dan yang lebih memprihatinkan lagi sebagian dari mereka (umat Islam) tidak memahami Islam itu sendiri, yang mempunyai sifat menyeluruh, meliputi segala aspek kehidupan. Islam hanya dipandang sebagai ritual ibadah, identik dengan masjid, pengajian, dan sebagainya, yang semuanya identik dengan kelemahan, kebodohan, dan kemiskinan. Akibatnya umat Islam benar-benar terjebak dalam kondisi kerusakan.
Diantara hal-hal yang menjadi penyebab kerusakan umat adalah:
a.Umat Islam zholim dari Al-Qur’an dan sunah.
Sebagian besar umat Islam saat ini tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya. Al-Qur’an tidak dibaca dan tidak dijaikan rujukan dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya berbagai kerusakan dan kemunduran terjadi dalam tubuh umat tanpa bisa dibendung. Sat ini sangat sedikit di antara umat Islam yang membaca Al-Qur’an dan konsisten membacanya. Diantara yang membacanya, sangat sedikit pula yang mengamalkannya. Kebanyakan umat jahil dari Al-Qur’an, bahkan berpaling kepada berbagai ideology yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.



b.Umat Islam terkena penyakit wahn.
Yaitu cinta dunia dan takut akan maut (kematian), ini dapat dilihat dari umat yang mempunyai pola pikir materialistis, praktis dan hedonis jauh dari orientasi akhirat (Q.S. 9:38-41 dan Q.S. 4:77-78)
c.Tidak ada ukhuwah kecuali sedikit.
Kepedulian tehadap sesama umat Islam sangat kecil. Umat di satu negeri hampir-hampir tidak mempedulikan keadaan saudaranya di negeri lain. Umat terkena pula penyakit ananiyah (egois). Baginya, keselamatan diri dan keluarga yang penting, orang lain belakangan. Padahal Rasulullah bersabda : “ Tidak beriman salah seorang kamu hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Akibatnya, umat sangat lemah. Musuh-musuh Islam dengan mudah menjajah dan menindas umat Islam, karena umat Islam di berbagai negeri hampir tidak saling peduli atau menolong bila sebagian ditimpa kesulitan.
2. Pihak di luar Islam (kafir) yang tidak menghendaki Islam
yaitu adanya invasi pemikiran. Kekalahan beruntun pasukan kaum kafir dalam perang salib memberikan pelajaran kepada mereka untuk mencari strategi lain yang lebih jitu untuk memerangi kaum muslimin. Karena itu, kaum kafir saat ini menyerang kaum muslimin dari sisi aqidah dan akhlak. Setelah rusak aqidah dan akhlaknya, mudahlah bagi kaum kafir untuk mengendalikan kaum muslimin. Target akhir dari invasi pemikiran adalah agar kaum muslimin memberikan loyalitasnya kepada kaum kafir.

Untuk mengubah wajah umat Islam yang suram diperlukan dakwah islamiyah untuk menyingkirkan penyakit dalam tubuh umat Islam. Hingga umat Islam menyadari tugas dan fungsinya yang harus dijalankan di muka bumi ini. Dakwah Islamiyah dengan membina kembali umat Islam (tarbiyah islamiyah) umat Islam memahami Islam secara integral (menyeluruh), tidak sekedar symbol tanpa makna. Solusi permaslahn tersebut harus dimulai dengan memperbaiki diri sendiri dan beberapa hal yang harus diupayakan adalah:
1.Kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah sebagai pedoman hidup dengan membaca, mentadabburi, dan mengamalkannya.
2.Membersihkan diri dari penyakit wahn dengan menanamkan niat yang kuat untuk berjuang di jalan Allah.
3.memeperkuat ukhuwah Islamiyah mulai dari lingkungan yang kecil.
4.Mempelajari konsep-konsep Islam agar terhindar dari invasi pemikiran.

Maraji’ :
- Meniti Jalan Ilahi, Buku Panduan Asistensi Agama Islam UNS
- Panduan Pembinaan Generasi Muda Muslim
LP2I Bandung


DEFINISI AKHLAQ ISLAMI
Akhlaq adalah ciri khas seorang muslim yang membedakan dirinya dengan yang lain. Akhlaq Islam yang tinggi dan mulia akan menjadikan generasi yang terbaik dalam peradaban manusia. Sehingga setiap muslim hendaknya menyadari ada perbedaan antara akhlaq dirinya dengan orang lain yang bukan muslim karena salah satu tugas Rasul di muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia (QS.2:111, 68:4, 33:21).
Akhlaq pula yang mengidentifikasikan manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan binatang (QS.7:179) sehingga manusia yang dalam dirinya tidak terdapat akhlaq yang selayaknya dimiliki oleh manusia, maka ia bisa lebih kejam dari binatang.
Akhlaq yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlaq merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap aqidah dan syariah . Akhlaq juga merupakan buah dari ibadah (QS.29:45, 2:197).

“Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur aqidahnya.” (H.R.Tirmidzi)

“Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik keislaman manusia adalah yang paling baik akhlaqnya.” (H.R.Thabrani, Ahmad dan Abu Ya’la)

“Tidak ada yang lebih bea timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran akhlaqnya.” (H.R.Tirmidzi)

“Seburuk-buruk umatku adalah orang yang banyak omong, bermulut besar dan berlagak pandai. Dan sebaik-baik umatku adalah mereka yang paling baik akhlaqnya.” (H.R. Bukhari)

Ciri Pribadi Muslim Bertaqwa sebagai Realisasi Akhlaq yang sempurna
1. Mencintai Alloh diatas segala kecintaan dan menjadikan cinta ini sebagai dasar untuk mencintai yang lain seperti Rasulullah, orang tua, dsb (QS.9:24)
2. Takut akan kemurkaan Alloh
3. Senantiasa mengharap Ridho Alloh SWT
4. Senantiasa merasa disertai Alloh dimanapun kita berada
5. Senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dalam berbagai keadaan

Contoh Akhlaq Seorang Muslim
1. Selalu memperkuat hubungan dengan Alloh
2. Menjaga diri dari hal yang sybhat (samar-samar/meragukan)
3. Menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan (QS. 24:30)
4. Istiqomah dalam kebenaran (QS.11:113)
5. Lemah lembut dan suka memaafkan (QS. 20:44)
6. Penuh cinta dan kasih sayang (QS. 9:128)
7. Benar, jujur dan tegas (QS. 33:70)
8. Tawadlu/rendah hati (QS. 26:215)
9. Jiwa yang siap berkorban (QS. 49:15)
10. Menyimpan rahasia
11. Menutupi aib orang lains
12. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda
13. Memenuhi janji
14. Tidak berteman dengan orang-orang yang buruk / ikut-ikutan
15. Tidak ghibah



Tata Krama yang berlaku umum untuk lelaki dan perempuan
1. Komunikasi antara keduanya harus dalam batas ucapan yang baik, tidak mengandung kemunkaran, tidak mengandung hal yang tidak bermanfaat,dsb (QS.33:12)
2. Menundukkan pandangan (QS.24:30-31) kecuali dalam hal pendidikan, kesehatan/kedokteran, jual beli, dan meminang.
3. Menghindari percampuran antat lawan jenis (ikhtilat)
4. Tidak berkhalwat / berduaan antara lawan jenis
5. Menghindari posisi syubhat yang memungkinkan munculnya pandangan negatif dari orang lain.

Tata Krama Khusus Wanita 1. Komitmen dengan pakaian syar’i / menutup aurat (QS. 24:31, 33:59)
2. Serius dalam berbicara / tidak mendayu-dayu (QS.33:32)
3. Wajar dalam melakukan gerak-gerik

Catatan untuk Tentor :
Permasalahan mengenai interaksi antara lawan jenis kadangkala menjadi hal yang dilematis terkait dengan relitas di lapangan. Maka dari itu, setiap tentor harus bijak dalam menjelaskan permaslahan ini, jangan sampai peserta mentoring merasa tertekan dan sebagainya. Bangun motivasi mereka untuk melakukan hal ini. Jelaskasn bahwa ketika kita mengaku sebagai seorang muslim dan mnyetakan diri kita sebagai orang yang beriman, maka mau tidak mau, konsekuensinya, kita harus melakukan aturan islam secara kaffah/sempurna. Tidak mengambil yang enaknya saja, dan meninggalkan yang lain.
Jelaskan pula bahwa permasalahan-permasalahan yang ada sebenarnya ujian dari Alloh untuk menguji keistiqomahan keimanan kita kepada Alloh. Dan selama kita bisa menjaga prinsip yang kita miliki yang sesuai dengan Islam, Insya Alloh, Allo0h akan memberi balasan yang besar kepada kita.

Cara Mencapai Akhlaq Mulia
1. Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber
Iman artinya percaya yaitu percaya bahwa Alloh selalu melihat segala perbuatan manusia. Bila melakukan perbuatan baik, balasannya akan menyenangkan. Bila perbuatan jahat maka balasan pedih siap menanti. Hal ini akan melibatkan iman kepada hari akhir. Akhlaq yang baik akan dibalas dengan surga dan kenikmatan (QS.55:12-37). Begitu pula dengan akhlaq yang buruk akan disiksa di neraka (QS. 22:19-22).

2. Pendekatan secara langsung
Artinya melalui Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim harus menerima Al-Qur’an secara mutlak dan menyeluruh. Jadi, apa pun yang tertera di dalamnya wajib diikuti. Misalnya, Al-Qur’an melarang untuk saling berburuk sangka (QS.49:12), menyuruh memenuhi janji (QS.23:18),dsb

3. Pendekatan tidak secara langsung
Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar kejadian-kejadian malapetaka yang telah terjadi tak akan terulangi lagi di masa kini dan yang akan datang.

Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan kesungguhan. Latihan artinya berusaha mengulang-ulang perbuatan yang akan dijadikan kebiasaan. Kemudian bersungguh-sungguh berkaitan dengan motivasi. Motivasi yang terbaik dan paling potensial adalah karena ingin memenuhi perintah Alloh dan siksa-Nya.

REFERENSI :
Novi Hardian & Tim ILNA Learning Center. Super Mentoring
Kaderisasi UKKI UNSOED 2002. Silabus Materi PPAI UNSOED 2002
Abbas, Ziyad (ed.) , Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka Panjimas
Ali Hasyimi, Muhammad, Dr., Apakah Anda Berkepribadian Muslim? Hal 24-28, GIP
Yakan, Muna Hadad., Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal 38-40, GIP
Isnet „Urgensi Akhlak 1“




Tidaklah dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali keduanya diampuni sebelum keduanya bepisah.” (H.R. Abu Daud)

Diriwayatkan oleh Imam Mlik dalam Al Muwatha’ dari abi Idris Al Khaulany rahimahullah bahwa ia berkata:
“Aku pernah masuk Masjid Damaskus. Tiba-tiba aku jumpai seorang pemuda yang murah senyum yang dikerumuni banyak orang. Jika Mereka berselisih tentang sesuatu maka mereka mengembalikan kepada pemuda tersebut dan meminta pendapatnya. Aku bertanya tentang dia, lalu dikatakan oleh mereka,’Ini Muadz bin Jabal.’ Keesokan harinya , pagi-pagi sekali aku dating ke masjid itu lagi dan kudapati dia telah berada di sana tengah melakukan shalat. Kutunggu ampai dia selesai melakukan shalat kemudian aku temui dan kuucapkan salam kepadanya. Aku berkata,’Demi Alloh aku mencintaimu. Lalu ia bertanya.’Apakah Alloh tidak lebih kau cintai?’ Aku jawab,’Ya Alloh aku cintai’. Lalu ia memegang ujung selendangku dan menariknya seraya berkata,’Bergembiralah karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw, berabda,”Alloh berfirman, cinta-Ku pasti akan mereka peroleh bagi orang yang saling memadu cinta karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku.”

MAKNA UKHUWAH ISLAMIYAH
Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha fulanun shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah:
1.Nikmat Allah (Q.S. 3:103)
2.Perumpamaan tali tasbih (Q.S.43:67)
3.Merupakan arahan Rabbani (Q.S. 8:63)
4.Merupakan cermin kekuatan iman (Q.S.49:10
Perbedaan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Jahiliyah:
Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syariat Islam
Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan akidah (missal:ikatan keturunan orang tua-anak, perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi)
Peringkat-peringkat ukhuwah:
Ta’aruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT (Q.S. Al Hujurat: 13)
Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan.
Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, “Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim)
Ta’awun adalah saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran


Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah:
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: “ Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang disamping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku mencintai dia, ya Rasullah.’ Lalu Nabi menjawab: ‘Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?’ Orang tersebut menjawab: ‘Belum.’ Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Beritahukan kepadanya.’ Lalu orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata: ‘ Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang yang dicintai itu menjawab: ‘Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.”
2. Memohon didoakan bila berpisah
“Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata: ‘Dan bagimu juga seperti itu” (H.R. Muslim)
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang dating dari saudaramu), dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum kegembiraan.” (H.R. Muslim)
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
“Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (H.R Abu Daud dari Barra’)
5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan

MANFAAT UKHUWAH ISLAMIYAH
1. Merasakan lezatnya iman
2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi)
3. Mendapatkan tempat khusus di surga (Q.S. 15:45-48)

Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta yang paling rendah adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari perasaan hasad, benci, dengki, dan bersih dari sebab-sebab permusuhan
Al-Qur’an menganggap permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan yang dijatuhkan Allah atas orang0orang yang kufur terhadap risalahNya dan menyimpang dari ayat-ayatNya. Sebagaiman firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Ma’idah:14
Ada lagi derajat (tingkatan) yang lebih tinggi dari lapang dada dan cinta, yaitu itsar. Itsar adalah mendahulukan kepentingan saudaranya atas kepentingan diri sendiri dalam segala sesuatu yang dicintai. Ia rela lapar demi kenyangnya orang lain. Ia rela haus demi puasnya prang lain. Ia rela berjaga demi tidurnya orang lain. Ia rela bersusah payah demi istirahatnya orang lain. Ia pun rela ditembus peluru dadanya demi selamatnya orang lain.
Islam menginginkan dengan sangat agar cinta dan persaudaraan antara sesama manusia bisa merata di semua bangsa, antara sebagian dengan sebagian yang lain. Islam tidak bisa dipecah-belah dengan perbedaan unsure, warna kulit, bahasa, iklim, dan atau batas negara, sehingga tidak ada kesempatan untuk bertikai atau saling dengki, meskipun berbeda-beda dalam harta dan kedudukan.


Maraji’ :
- Super Mentoring Panduan Keislaman untuk Remaja
Novi Hardian & Tim ILNA Learning Center
- Masyarakat Berbasis Syari’at Islam
Yusuf Qardhawi



DEFINISI & RUANG LINGKUP IBADAH
Ibadah dalam bahasa Arab berarti kehinaan atau ketundukan. Dalam terminologi syariat, ibadah diartikan sebagai sesuatu yang diperintahkan Alloh sebagai syariat, bukan karena adanya keberlangsungan tradisi sebelumnya, atau karena tuntutan logika, atau akal manusia. Namun definisi yang lebih konkret dari ibadah dapat dilihat dari definisi yang diberikan oleh Ust. Ibrahim Muhammad Abdullah al Buraikan dalam bukunya Pengantar Studi Aqidah Islam, yaitu : “ Ibadah adalah nama yang merangkum segala sesuatu yang dicintai dan diridloi Alloh SWT, baik berupa perkataan, perbuatan yang tampak dan tidak tampak, dengan kecintaan, kepasrahan, dan ketundukan yang sempurna, serta membebaskan diri dari segala yang bertentangan dan menyalahinya.
Jadi, ruang lingkup ibadah adalah seluruh aktifitas manusia yang diniatkan semata-mata untuk mencari ridlo Alloh SWT selama apa yang dilakukan sesuai dengan syariat yang Alloh tentukan.

URGENSI IBADAH
1. Ibadah merupakan tujuan yang dicintai dan diridhoi Alloh dan sebagai tujuan penciptaan Jin dan Manusia / MakhlukNya (QS. 51:56)
2. Alloh mengutus para Rasul dengan Risalah Ibadah (QS. 7:59, 16:36)
3. Alloh mencela orang-orang yang enggan melakukan ibadah (QS. 40:60)

DASAR-DASAR IBADAH
1. Cinta, maksudnya cinta kepada Alloh dan Rasul-Nya yang mengandung makna mendahulukan kehendak Alloh dan Rasul-Nya atas yang lainnya. Adapun tanda-tandanya :
a. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW
b. Jihad di jalan Alloh (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Alloh ).
2. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Alloh SWT (QS 3:175)
3. Harapan, maksudnya seorang hamba dituntut untuk selalu berharap kepada Alloh dengan harapan yang sempurna tanpa pernah merasa putus asa.

TUJUAN IBADAH
Mengapakah kita beribadah menyembah Allah ? Kenapakah Allah mewajibkan kita beribadah dan menaatiNya ? Adakah faedah diperolehiNya dari perasaan khusyuk dan ikhlas kita yang patuh kepada perintah dan meninggalkan laranganNya ? Kiranya ada manfaat maka apakah hakikatnya manfaat itu ? Apakah sasarannya semata – mata perintah Allah yang kita mesti melaksanakannya ?
“ Aku tidak berhajatkan rezeki sedikitpun dari mereka itu dan Aku tidak menghendaki mereka memberi Aku makan. “ Adz-dzaariyaat 57
“ Hai manusia, kamulah yang berkhendak kepada Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” Faathir 15
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal yang sholeh maka ( pahalanya ) untuk dirinya sendiri.” Fussilat 46
“ Dan barangsiapa yang mensucikan diri mereka, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan diri sendiri.”Faathir 18
“ Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya untuk dirinya sendiri.” Al Ankabut 6

Adapun tujuan yang mendasar (pokok) di dalam Ibadah adalah Tawajjuh (menghadap) kepada Yang Mahaesa, Tuhan yang disembah, dan mengesakan-Nya dengan niat ibadah dalam setiap keadaan, hal itu diikuti tujuan penyembahan guna memeperoleh kedudukan di akhirat, atau agar menjadi seorang di antara wali-wali Alloh atau yang serupa dengannya. Termasuk dalam tujuan-tujuan yang mengikuti ibadah adalah untuk perbaikan jiwa dan mencari anugerah.
Seluruh ibadah mempunyai fungsi ukhrawiyah, termasuk memperoleh keberuntungan dengan surga dan selamat dari azab neraka. Jadi, hal ini termasuk dalam arti Ar-Rajaa’ (harapan) memperoleh pahala dari Alloh, takut siksa-Nya, dan merupakan bagian dari ibadah yang tertuju kepada Tuhan semesta alam. Al-Khauf (takut) dan Ar-Rajaa’ dalam arti ini tidak tercela, selama ikhlas karena Alloh.

SYARAT-SYARAT IBADAH
1.Amalan yang dilakukan hendaklah diakui Islam dan bersesuaian dengan hukum syara’.
2.Amalan hendaklah dikerjakan dengan niat yang baik, memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga, memanfaatkan ummat dan memakmurkan bumi Allah.
3.Amalan hendaklah dibuat dengan sebaik-baiknya, “ Bahwa Allah suka apabila seseorang dari kamu membuat sesuatu kerja dengan memperelokkan kerjanya. “ Al-hadist.
4.Ketika melakukan kerja hendaklah senantiasa mengikut hukum-hukum syariat dan batasnya, tidak menzalimi orang, tidak khianat, tidak menipu dan tidak menindas atau merampas hak orang lain.
5.Dalam mengerjakan sesuatu ibadah, tidak lalai dari ibadah wajib.

PERANAN IBADAH KHUSUS
Ibadah yang khusus seperti Shalat, puasa, zakat, haji adalah untuk mempersiapkan individu menghadapi ibadah yang umum yang mesti dilakukan di sepanjang kehidupan.
1.Shalat mengingatkan kita lima kali sehari bahwa sesungguhnya kita adalah hamba Allah dan hanya kepadaNya tempat pengabdian kita untuk mengeratkan hubungan kita dengan Allah.
2.Puasa menimbulkan perasaan taqwa kepada Allah sehingga kita tidak membatalkannya walaupun bersendirian.
3.Zakat mengingatkan kita bahwa harta yang kita peroleh adalah manah dari Allah, di dalam harta kita ada hak-hak orang lain yang mesti ditunaikan.
4.Haji menimbulkan perasaan cinta dan kasih kepada Allah di dalam hati dan kesediaan untuk berkorban karenaNya.


Fiqh Ibadah
1.WUDHU’
Dasar disyariatkannya wudhu, adalah :
a.Kitab Suci Al-quran dala QS. Al Maidah : 6)
b.Sunnah dari abu Hurairah r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda :
“ Alloh tidak menerima sholat salah seprang diantaramu bila ia berhadats, sampai ia berwudhu lebih dahulu.” (H.R. Bukhori & Muslim).
Fardhu atau rukun wudhu ada 6, bila gugur satu maka wudhu-nya tidak sah. Urutan rukun wudhu tersebut :
1.Niat (perbuatan hati) boleh diucapkan boleh tidak
2.Membasuh muka satu kali. Batasnya ialah puncak kening sampai dagu & pinggir telinga yang satu sampai pinggir telinga yang lain.
3.Membasuh kedua tangan sampai dengan kedua siku
4.Menyapu kepala, yaitu menyapu seluruh kepala (H.R. Jama’ah)
5.Membasuh kedua kaki serta kedua mata kaki (H.R. Jama’ah)
6.Tertib, berurutan, karena Alloh SWT

SunnahSunah Wudhu
1.memulai dengan basmalah
2.menggosok gigi (H.R. Malik)
3.mencuci kedua telapak tangan (h.R. Ahmad & Nasa’I)
4.berkumur-kumur tiga kali (H.R. Abu Daud & Baihani)
5.memasukan air kedalam hidung dan mengeluarkannya tiga kali( H.R. Bukhori, muslim)
6.menyilang-nyilangi anak-anak jari ( H.R. ahmad & Turmuzi)
7.membasuh tiga kali
8.membasuh yang kanan kemudian yang kiri
9.meggosok/mengusap tangan ke atas anggota wudhu bersama air
10.berturut-turut membasuh anggota wudhu tanpa menyela pekerjaanlain
11.menyapu kedua telinga, baigan dalam dengan telunjuk, bagian luar degan ibu jari dengan memakai air untuk kepala
12.membasuh melebihi yang fardhu wudhu
13.sederhana, tidak boros
14.berdo’a selesai wudhu
“Asyhadu alla ilaaha ilaaha wahdahu laasyarikallah, wa asthaduanna Muhammadan ‘abduhu warasuluh”.
Allohumma a ja’alni minat tawwabina waj’alni minal mutathahirin
15.sholat dua rakkat : Niat sunnat sebelum wudhu

2.TAYAMUM & MANDI
A.TAYAMUM

Definisi : Menyengaja tanah untuk menghapus muka dan kedua tangan degan maksud melakukan sholat dan lain-lain
Dasar disyariatkannya tayamum adalah :
a.Firma Alloh Ta’ala :
“jika kamu sal\kit atau dalam perjalanan atau salah seorangn diantaramu buang air besar atau campur baur dengan peempuan dan tiada beroleh air, maka hendaklah bertayamum dengan tanah yan baik yaknisapulah muka dan kedua tanganmu (An-Nisa :43).
b.sum\nah Rosululloh SAW :
“bahwa Rosulullah SAW bersabda : seluruh bumi diajdikan bagiku dan bagi umatku sebagai mesjid dan alat bersuci. Maka dimana juga sholat tu menemui salah seorang diantara umatku , disisinya terdapat alat untuk bersuci itu”

sebab-sebab Boleh Bertayamum :
1.jika seorang tiada beroleh air, atau tiada air untuk bersuci
2.jika seseorang terluka atau ditimpa sakit yang bila terken aair akan \fatal akibatnya
3.jiak air amatdingin dan didi\uga menimbulkan bahaya

Kaifiat cara Bertayamum “
1.berniat tayamum lalu membaca basmallah
2.menempelakn kedua telapak tangan ke tanah yan suci lalu menyapu ke muka
3.menempelkan lagi kedua telapak tangan ke tanah yang suci lalu menyapukan tanah ke lengan hingga ke pergelangan (kanan dulu)
karena teyamum merupakan pengganti wudhu dan mandi ketiaktidak ada air, maka dibolehkan dengan tayamum itu apa yang dibolehkan dengna wudhu dan mandi seperti sholat, menyentuh Al-Qur;an dan lain-lain

B.MANDI
Mandi ialah meratakan air ke seluruh tubuh. Disyariatkanya berdasarkan firma Alloh Ta’ala : “Dan jika kamu junub hendaklah bersuci (Al Maidah : 6)
Wajib mandi disebabkan lima hal, yaitu :
1.keluar mani disertai syahwat, diwaktu tidur atau bangun baik laki-laki maupun perempuan. Bila tanpa syahwat tetepi karena sakit atau dingin tidak wajib mandi
2.hubungan kelamin, masuknya alat kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita, walau tidak sampai keluar sperma
3.terhentinya haid dan nifas
4.amti
5.orang kafir masuk islam, wajib mandi

Rukun Mandi ada dua (2) perkara, yaitu :
1.berniat
2.membasuh seluruh anggota tubuh

Sunah –Sunah Mandi :
1.berniat
2.kemudian membasuh kemaluan
3.kemufdain berwudhu
4.menuangkan air keatas kepala seanyak tiga kali sambil menyelang-nyelangi rambut agar air sampai membasahi urat-uratnya
5.mengalirkan air keseluruh badan dengan memulai sebelah kanan lalu sebelah kiri tanpa mengabaikan ketiak, bagian dalam telinga pusat dan jari-jari serta menggosok anggota tubuh yang dapat digosok
Mandi bagi wanita :
Sama dengan mandi laki-laki, hanya wanita tidak wajib menguraikan jalinan rambutnya, asal air sampai ke urat rambut. Disunahkan bagi wanita yang mandi karna haid atau nifas, untuk membubuhkan munyak wangi pada kapas dan menggosokannya pada kemauluan agar tempat tersebut menjadi harum dan lenyap baru darah busuk

3.SHOLAT
Sholat ialah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yag dimulai dengan takbir bagi Alloh Ta’ala dan disudahi dengan salam.
Sholat adalah tiang agama, diaman islam tidak tegak kecuali dengan adanya. Rosululloh SAW bersabda : “amalan yang mula-mula dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat ialah sholat. Jika ia baik, baiklah seluruh amalannya, sebaliknya jika jelek maka jelek semua amalannya. (H.R. Tabrani).
Rosululloh besabda : “Pokok urusan ialahh islam, sedangkan tangnya adalah shoalt, dan puncaknya adalah berjuang di jalan Alloh”

Kaifat atau Tata Cara Sholat :
1.niat (dilafalkan dalam hati ketika takbir)
niat yang dilafalkan terdiri dari shoalt apa, waktunya, berapa raka’atnya, sendiri, sebagai imam atau amkmum dan Lillahi Ta’ala
contoh : Aku niat sholat fadhu subuh dua raka’at karena Alloh Ta’ala.a taud alam bahsa arab : “usholi fardhu subhi rok’ataini adaan ma’muman lillahi ta’ala”
2.takbiratul ihram
3.berdiri bagi yang orang yang kuasa/mampu berdiri
4.membaca Al-Fatihah sehingga surat Al-fathah harus betul-betul dikuasai bacaanya degna benar
5.ruku’ dengan thuma’minah artinya berhenti dengan tenang
6.dangkit dari ruku dan berdiri lurus 9I’tidal) dengan thuma’minah)
7.sujud dengan thuma’minah (waktunya sekurang-kurangnya membaca satu kali tasbih)
8.duduk diantara dua sujud dengan thum’minah
9.duduk akhir
10.membaca tasyahud akhir
11.membaca sholawat atas nabi
12.salam yang pertama
13.tertib
bacaan yang merupakan rukun adalah : takbir, Al-Fatihah, tasyahud, Sholawat serta Salam





4. SHOLAT II (Sunnah Sholat I)
Sunah-sunah sholat adalah sebagai berikut :
1.mengangkat kedua tangan ketika takbir
2.bersedekap tangan kanan diatas tangan kiri
3.membaca doa iftitah
4.istiazah sebelum al-fatihah
5.membaca amin
6.membaca surat pendek sari Al-Quran setelah Alfatihah
7.membaca takbir waktu berpindah
8.tata cara ruku :
menyamaratakan kepala dengan tulang pinggul, bertekan dengan dua tangan pada lutut degna merenggangkannya dari pinggang, menembangkan jdari-jdari atas lutu dan pangkal betis serta mendatarkan punggung
9.membaca sewaktu ruku
10.bacaan-bacaan sewaktu bangkit dari ruku’ (I’tidal)
11.tata cara turun kebawah untuk sujud “
disunatkan meletakkan kedua lutut ke lantai sebelum kedua tangan dengan merenggangkannya kening dan hidung
12. tata cara sujud :
merapatkan hidung, kening dan kedua talapaktangan ke lantai dengan merenggangkannya dari pinggang
kedua tepalak tangan sejajar dengan kedua telinga atau kedua bahu
merapatkan jari-jari dan mengahdapkan ujung-ujung jari kearah kiblat
14.bacaan sewaktu sujud
15.duduk diantara dua sujud
16.duduk beristirahat
17. tata tertib duduk waktu tasyahud
18.tasyahud pertama
19.do’a selelah tasyahud akhir dan sebelum salam
20.dizikir dan do’a-do’a setelah memberikan alam

4.SHALAT III
A.SUJUD SAHWI (KARENA LUPA)
Rasulullah SAW bersabda:
“ Jikalau shalat seseorang terlebih atau terkurang, maka hendakl;ah ia sujud dua kali” (H.R. Muslim)
Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud sebelum salam atau sesudahnya oleh seseorang yang sedang shalat apabila terlupa mengerjakan tasyahud awal, kelebihan raka’at, kekurangan raka’at & ragu-ragu. Cara melakukannya :
1.Sebelumsalam sujud 1 x sambil membaca do’a : “Subhanllaha manlayanamu walayashu” 3 x.
2.Lalu duduk & membaca do’a apa saja
3.Sujud lagi seperti yang pertama
4.Duduk tahiyat akhir & membaca salam.
Bila kekurangan sejumlah raka’at maka wajib menambah sejmlah rakaat dulu sejumlah yang kurang, bary melakukan sujud sahwi.

B.SHALAT JAMAAH
“Sholat berjamaah itu lenih utama dari sholat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat” (H.R. Bukhari & Muslim).
Sholat berjamaah terdiri dari imam & makmumnya. Yang paling berhak menjadi imam adalah :
1.Terpandai dalam bacaan Al-Quran (banyak hafalannya)
2.Bila sama, terpandai dalam hadits Nabi SAW
3.Orang yang menjadi pemimpin di suatu lingkungan (Kepala Keluarga , Ketua RT)
Seorang imam hendaknya meringankan dalam sholat fardhu berjama’ah. Makmum wajib mengikuti imam & haram mendahuluinya. Hal ini diteghaskan RasulullahSAW :
“ Imam itu diadakan ialah agar diikuti, maka jangan sekali-kali kamu menyalahinya.” (H.R. Bukhari & Muslim)
“ Tidakkah kamu takut seandainya mengangkat kepala terdahulu dari imam, bahwa Alloh akan menguibah kepalmu menjadi kepala keledai, & mengubahmu seperti rupa keledai?”(H.R. Jama’ah).
Untuk menghindari hal tersebut cara terbaiknya adalah :
1.Tidak bergerak sebelum imam selesai mengucapkan “Allohu Akbar”
2.Tidak bergerak sebelum imam sempurna gerakannya.
Sehingga diharapkan makmum tidak menyamai imam, & dapat bergerak serempak dengan makmumlainnya.
Imam disunnahkan memerintahkan makmumagar meratakan shaf.
Rasulullah bersabda :
“ Ratakan shafmu, rapatkan bahu-bahumu, lunakkan tangan berdampingan dengan saudaramu & tutuplah sela-sela shaf itu. Karena sesungguhnya setan out memasuki sela-sela itu tak ubahnya anak kambing kecil. (H.R. Ahmad & Thabrani).
Dianjurkan shalat di shaf pertama serta shaf sebelah kanan.

REFERENSI :
Kaderisasi UKKI Unsoed 2002. Silabus Materi PPAI Unsoed 2002
Forum Pendamping PAI MIPA 2002. Silabus Materi PAI MIPA 2002
Dr. Yusuf Qardhawi, Konsep Ibadah Dalam Islam
Ibnu Taimiyah, Al-Ubudiyah



Manusia secara fitrah tidak akan puas dengan ilmu dan pengetahuan, tidak akan kenyang dengan seni dan sastra, serta tidak akan terpenuhi kekosongan jiwanya dengan perhiasan dan kesenangan. Ia akan senantiasa bimbang karena kelaparan rohani da kehausan fitrah.
Alloh SWT. Dzat yang telah menciptakan alam dengan segala isinya Maha Mengetahui akan segala kebutuhan manusia. Maka Alloh SWT menurunkan Islam sebagai agama fitrah yang akan menentramkan dan mensejahterakan seluruh manusia. Sebagaimana firman-Nya dalam QS Ar-Ruum : 30.
Islam adalah agama Alloh yang diberi nama langsung oleh-Nya. Pada umumnya nama agama disandarkan pada pendiri agama tersebut atau kepada kaum tempat agama tersebut lahir.
Namun Islam adalah agama samawi (langit) yang langsung dari Alloh bahkan namanya pun juga dari Alloh SWT. :
“Sesungguhnya agama yang diridhoi Alloh hanyalah Islam” (Q.S. Ali Imran :19)

PENGERTIAN
Makna Secara Bahasa (Lughawi)
Islam adalah nama dari suatu sistem hidup yang telah diturunkan oleh Alloh melalui Rasul-Nya. Alloh telah ridho bahwa Islam ini sebagai pedoman hidup manusia. Sebagaimana termaktub dalam firman-Nya :
“….dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agamamu.” (Q.S.Al-Maidah :3)

Ditinjau dari akar katanya, Islam berasal dari kata aslama. Di dalam Al-Quran kata tersebut digunakan dengan beberapa perubahan, yakni :
Aslama berarti menyerahkan diri (Ali Imron :83)
IstIslama-taslima-mutaslimun berarti penyerahan total (An-Nisa:65)
Saliim berarti bersih, suci (Asy-Syu’ara:89)
Salaam berarti kesejahteraan (Az-Zumar : 73)
Salam yang berarti damai (Muhammad : 35)

Makna Secara Istilah
Definisi Islam secara istilah adalah ketundukan (khudu’) kepada wahyu Ilahi (53:4, 21:7) yang diturunkan kepada para nabi dan rasul (2:136, 3:84) khususnya Muhammad SAW, sebagai hukum Alloh (5:48-50) yang membimbing umat manusia ke jalan yang lurus (6:153) menuju kebahagiaan dunia akhirat (16:97, 2:200, 28:77).

KARAKTERISTIK ISLAM
Agama Islam memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan ajaran llain. Karakteristik inilah yang menjadikan Islam sebagai ajaran hidup yang paling tinggi di sisi Alloh di atas semua ajaran hidup buatan manusia yang ada di muka bumi. Hal ini ditegaskan Rasululloh SAW, bahwa Islam tinggi dan tidak ada lagi yang lebih tinggi daripadanya.

Karakteristik yang dimaksud meliputi :
1.Rabbaniyah
Kata “Rabbani” menunjukkan kedekatan yang sangat kuat dengan Rabbul Izzati, yakni Alloh. Yang dimaksud Rabbaniyah meliputi 2 hal :

Rabbaniyah Al-Masdar
(Rabbaniyah dalam sumber ajaran)
Dalam agama selain Islam, biasanya nama agama tersebut dinisbatkan kepada nama penyerunya atau nama daerah asal kemunculannya. Misalnya Budha, yang diambil dari nama pencetusnya yaitu Budha Gautama, Kristen dari Yesus Kristus, atau umat Islam menyebutnya Nasrani karena yesus lahir dari daerah Nazaret.
Orang-orang Barat menyebut Islam dengan Muhammadisme. Mereka mengatakan Islam adalah ajaran dari Muhammad. Padahal Alloh menegaskan dalam Al-Quran surat An-Najm:1-4.
Jelaslah bahwa ajaran Islam bersih dari unsur campur tangan manusia. Islam murni datang dari Alloh SWT. Bahkan nama “Islam” adalah nama yang berasal dari Alloh SWT, bukan dari manusia.
Sudah merupakan “rekayasa Ilahi” bahwa Rasulullah SAW, adalah orang yang ummi, yang tidak dapat menulis dan membaca, karena beliau memang tidak pernah berguru kepada siapa pun. Sehingga tidak mungkin Nabi Muhammad dapat membuat sebuah ajaran hidup yang demikian tinggi, yang diakui oleh umat Islam maupun orang-orang di luar Islam.
Selain sumber ajaran Islam hanya dari Alloh SWT, metode (manhaj) untuk menerapkan ajaran tersebut juga ditetapkan oleh Alloh. Sehingga metode untuk melaksanakan Islam bukanlah sebuah rekayasa yang dipengaruhi oleh fajtor individu, keluarga, golongan, ataupun bangsa.

Rabbaniyah Al-Ghayah
(Rabbaniyah dalam Tujuan)
Dalam Islam, tujuan akhir dari semua peribadatan adalah Alloh SWT. Dalam ajarannya ada ketentuan tentang halal, haram, wajib, sunah, mubah, dan sebagainya. Itu semua dalam rangka agar manusia mendapat keridhaan Ilahi dengan berbuat taat kepada-Nya.
Dalam ajaran Islam terdapat tujuan-tujuan antara yang bersifat social humanity, misalnya puasa agar sehat, bekerja keras agar berhasil. Namun di atas semua itu, tujuan akhirnya adalah agar manusia dalam mengarungi kehidupan ini selalu dalam naungan ridha Ilahi.

2.Insaniyah (Kemanusiaan)
“ Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan kepada seluruh manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Saba : 28)
Islam memiliki masdar yang rabbani, yaitu dari Alloh, pencipta alam semesta. Alloh SWT Maha Mengetahui tentang ciptaan-Nya, sehingga Islam yang Alloh turunkan di muka bumi sebagai aturan hidup bagi manusia merupakan pedoman hidup untuk meraih kemuliaan, kebaikan, dan keselamatan dunia akhirat. Semua ajaran Islam dapat dilaksanakan oleh manusia, karena dienul Islam diturunkan oleh Alloh SWT sesuai dengan fitrah dan kemampuan manusia.
Alloh juga telah mengangkat rasul dari kalangan manusia biasa, yang tidak ada kelebihan mereka atas manusia yang lain kecuali karena mereka memperoleh wahyu dari Alloh SWT. Sehingga tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak dapat melaksanakan ajaran Islam. Dalam hal ini Alloh SWT memang sengaja mengangkat Nabi yang membawa risalah Islam dari kalangan manusia biasa (bukan dari malaikat yang suci dari dosa dan hawa nafsu). Hal ini menunjukkan bahwa Islam dapat dilaksanakan oleh semua manusia yang sarat dengan potensi takwa dan dosa dalam dirinya.
Sehubungan dengan ini Sayid Qutub mengatakan bahwa Islam adalah konsep yang relistis, bukan konsep yang rasional semata ataupun idealisme tanpa wujud, sehingga Islam tidak dapat diraih oleh semua manusia. Semua konsep dalam Islam sesuai dengan realitas manusia dengan segala potensi kelebihan dan kelemahan yang dimilki manusia. Tujuan dari ibadah dalam Islam adalah keridhaan Alloh SWT, yang itu juga berarti kebahagiaan hidup manusia dunia dan akhirat.

3.Syumuliyah
Islam berasal dari Alloh yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu, yang lahir dan yang batin, yang di langit dan yang di bumi, serta seluruh sisi yang menyangkut kehidupan manusia. Islam yang datangnya dari sisi Alloh meliputi itu semua.
Imam Hasan Al Banna mengatakan :
“ Islam adalah risalah yang terbentang luas, sehingga meliputi seluruh abad sepanjang zaman, terbentang luas meliputi semua cakrawala umat, dan begitu mendetail sehingga memuat seluruh urusan dunia dan akhirat.”
Keuniversalan Islam menjadikan Islam sebagai pedoman hidup bagi manusia yang tidak dibatasi oleh waktu, ruang dan tempat. Islam tetap up to date sepanjang zaman. Firman Alloh SWT : (Al-Anbiya :107).
Islam mencakup segala aspek kehidupan manusia, dari akidah yang merupakan fondasi bangunan Islam hingga siyasah (politik). Islam mengajarkan tentang bagaimana menjadi mahasiswa, dosen, guru, politikus, dokter, wartawan, advokat, petani, pedagang, dan karyawan yang Islami, menekuni apa saja profesinya sebagaimana yang telah digariskan dalam Islam.


4.Al-Wasthiyyah (Moderat) dan Tawazun (Seimbang)
Moderat dan seimbang adalah karakteristik Islam yang memungkinkan manusia dapat melaksanakan ajaran Islam dalam kondisi bagaimanapun.
Manusia adalah makhluk Alloh yang tersusun dari unsur samawi (langit) yaitu ruh yang cenderung kepada kebaikan, dan unsur ardhi (bumi) yaitu syahwat yang cenderung kepada dosa. Islam memperhatikan kedua unsur tersebut, yaitu dengan mengarahkan dan menyalurkannya sehingga membawa mereka menuju keridhaan Ilahi.
Islam memberikan perintah dan larangan, namun disitu ada rukhsah (keringanan) pada kondisi-kondisi tertentu yang secara fitrah manusia tidak dapat melaksanakannya. Islam mewajibkan puasa Ramadhan, namun ada keringanan bagi para musafir untuk mengganti puasanya di bulan yang lain.
Dalam fiqih Islam terdapat beberapa perbedaan para ulama. Ibrah (pelajaran) yang bisa dipetik dari ini adalah bahwa hukum Islam dapat diterapkan baik dalam kondisi yang ideal maupun darurat.
Islam melarang umatnya hanya mementingkan kebutuhan ruh saja dengan mengesampingkan kebutuhan jasadnya. Rasulullah melarang umatnya mengkhatamkan Al-Quran dalam waktu kurang dari 3 hari, karena hal itu berarti melupakan kepentingan jasadnya. Padahal jasad yang sehat merupakan nikmat Alloh yang mesti disyukuri dengan merawat dan memanfaatkannya. Sebaliknya Islam melaknati orang yang hanya mementingkan kebutuhan jasadnya saja, sedangkan ruhnya dibiarkan kosong sehingga dihuni oleh setan.

5.Al-Wudhuh (Jelas)
Tujuan dienul Islam secara umum adalah mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliah kepada cahaya Islam yang terang benderang. Seperti disebutkan dalam Q.S. Ibrahim :1 .
Ajaran Islam adalah suara yang jelas baik sumbernya, metodenya, maupun tujuannya. Sehingga ini cukuplah bagi tiap Muslim apa-apa yang telah datang kepada meraka dari Al-Quran dan Al-Hadits.
Islam telah secara jelas menguraikan tentang akidah, ibadah, akhlaq dan sebagainya. Bahkan sampai hal-hal kecil dalam kehidupan manusia, seperti adab bertamu, masuk kamar mandi, dan sebagaianya.
Dengan kejelasan ini akan menghilangkan keragu-raguan manusia dalam beribadah dan menempuh kehidupan ini secara Islami. Mengapa saya Islam, bagaimana cara berIslam, dan apa tujuannya, adalah pertanyaan yang harus telah terjawab dengan baik dalam diri setiap muslim.
Alloh merahmati Rib’i bin Amir ra ketika ditanya oleh Rustum (panglima perang Persia), “Siapa Anda?”
Rib’i menjawab, “ Kami adalah kaum yang diutus oleh Alloh untuk mengeluarkan siapa yang mau dijemput hamba-hambaNya, dari bentuk penyembahan manusia atas manusia kepada penyembahan manusia hanya kepada Alloh semata, dari sempitnya kehidupan dunia menuju keluasan kehidupan akhirat, dan dari ketidakadilan agama-agama menuju keadilan Islam.”

6.Al-Waqi’iyah (Kontekstual)
Manusia diciptakan dengan segala kelebihan serta kelemahan yang dimilikinya. Islam mengakui realitas manusia sebagai makhluk yang mempunyai kombinasi penciptaan. Oeh karena itu, di dalam pengarahan pembentukan pola pikirnya, dalam ajaran moralitasnya, dan di dalam hukum kontekstualnya, Islam tidak pernah melupakan realitas alam, kehidupan dan manusia dengan segala kondisi dan peristiwa-peristiwa yang melingkupinya.
Islam memberikan perintah dan larangan, namun disitu ada rukhsah (keringanan) pada kondisi-kondisi tertentu yang secara fitrah manusia tidak dapat melaksanakannya. Seperti shalatnya orang sakit dengan duduk atau berbaring, tayamum, berbukanya orang musafir dengan menqadanya di hari lain.
Keringanan-keringanan itu semua merupakan perhatian Alloh akan realitas manusia dan kondisi mereka yang tidak stabil. Alloh menjelaskan dalam QS. Al-Hajj: 78 dan Al-Baqarah: 185.

KESEMPURNAAN ISLAM
Kesempurnaan Islam diibaratkan seperti bangunan yang lengkap dan utuh, masing-masing akan melengkapi dan mendukung bagian yang lainnya. Bagian-bagian inilah nantinya yang akan menegakkan bangunan Islam. Secara garis besar Ustadz Said Hawa membagi unsur-unsur bangunan Islam menjadi tiga bagian :




1.Al-Asas
Asas atau dasar adalah pondasi yang menjadi dasar penegakan bangunan. Akidah dan ibadah dalam ajaran Islam menduduki posisi ini. Tingginya bangunan menuntut kokohnya pondasi yang dibuat. Kedua hal ini harus mendapat prioritas perhatian sebelum yang lainnya.
Akidah yang kuat akan melahirkan sebuah keyakinan yang mantap dan meninggalkan semua bentuk keraguan, sehingga memunculkan ketenteraman jiwa. Keadaan yang demikian menjadikan jiwa seseorang terikat dengan aturan Al-Khaliq. Kondisi yang demikian menjadikan seseorang terikat dengan aturan Alloh SWT dengan melakukan berbagai bentuk ketaatan dan menghindari semua larangan-Nya.
Seorang yang beribadah kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak mulia dan bermuamalah dengan manusia secara baik.
Karena posisi akidah yang demikian penting itulah Rasulullah SAW membina akidah para sahabatnya selama 13 tahun dalam periode Makkah. Pada akhirnya bangunan Islam mudah didirikan di Madinah dalam waktu yang relatif singkat.
Ibadah adalah sarana komunikasi dengan Alloh sebagai Al-Khaliq. Dengan ibadah kualitas seseorang ditentukan, karena jiwa dan ruh ibadah akan teraplikasikan dalam realitas kehidupannya. Ibadah yang dilakukan seorang manusia akan mendatangkan kecintaan Alloh. Wujud kecintaan ini adalah bimbingan dalam menempuh hidup dan kehidupannya.

2.Al-Bina
Al-Bina adalah wujud bangunan Islam yang tampak, dapat dirasakan keberadaannya dan bisa dinilai baik oleh umat Islam maupun umat yang lainnya. Bangunan Islam akan tampak ketika seluruh aturan bermuamalah diterapkan. Setiap bagian mempengaruhi bagian yang lain, tidak dilaksanakannya satu bagian akan memperlemah sistem secara keseluruhan. Yang termasuk dalam hal ini antara lain :
a.Sistem politik, diantaranya prinsip musyawarah (QS.3:159, 42:38), perdamaian (QS.2:208, 8:61), hukum (QS. 6:57, 12:40)
b.Sistem perekonomian, seperti masalah utang piutang (QS.2:282), pegadaian (QS.2:283), penghalalan jual beli dan pengharaman riba(QS.2:275)
c.Sistem keprajuritan (militer), seperti mempersiapkan tentara (QS.8:60)
d.Sistem akhlak, diantaranya tentang berbuat kebaikan (QS.2:44), berkata benar (QS.2:177), memaafkan (QS.2:237)
e.Sistem sosial kemasyarakatan, seperti masalah zakat (QS.2:43), keadilan dalam menegakkan hukum (QS.4:58) dan konsep persaudaraan (QS.49:10,13)
f.Sistem pengajaran, seperti berlaku lemah lembut dalam memberi pelajaran (QS.3:159), pemberian nasihat (QS.31:12-19).
Umat Islam mestinya optimis bahwa ajaran agamanya sebagai sistem kehidupan yang terbaik akan memimpin peradaban dunia ketika aturannya ditegakkan. Ketika bangunan Islam tegak, maka saat itulah umat Islam melaksanakan tugasnya menjadi khalifah Alloh di muka bumi dengan baik. Mereka akan menjadi umat terbaik dan cerminan bagi umat yang lain.

3.Al-Muayyadat (Atap/Pelindung)
Al-Muayyadat adalah pelindung bagi bangunan Islam, agar apa-apa yang ada dalam bangunan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan sempurna, serta terjaga dari segala gangguan.Untuk itu diperlukan atap yang melindunginya dari serangan musuh-musuh Islam. Atap (pelindung) tersebut adalah :
a.Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar ma’ruf berarti memerintah kepada hal-hal yang baik.Yaitu segala sesuatu yang dibolehkan oleh syariat, baik yang wajib maupun yang sunnah, sebagaimana tercakup dalam rukun-rukun bangunan Islam tersebut.
Nahi munkar, artinya mencegah manusia dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syariat Islam. Memerintah dan mencegah atau melarang merupakan dua hal yang harus ada untuk dapat melaksanakan semua asas dan rukun-rukun dalam bangunan Islam, dari akidah, ibadah, dan semua hukum Islam.
Dalam QS.Ali Imron :110 Alloh menyifati umat Islam sebagai khairu ummah yang selalu melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
b.Jihad
Selain amar ma’ruf nahi munkar, termasuk juga dalam tahap bangunan Islam adalah jihad fi sabilillah. Yaitu berusaha dan berjuang sungguh-sungguh untuk menegakkan bangunan Islam tersebut. Dengan jihad fi sabilillah inilah ajaran Islam akan teraktualisasikan dalam kehidupan umat manusia dan Islam akan tetap eksis walaupun musuh-musuh Islam berusaha merobohkan bangunannya.
c.‘Uquubat (sanksi-sanksi)
Sanksi-sanksi atau hukuman ditetapkan oleh Alloh SWT semata-mata demi kemaslahatan umat manusia. Tanpa sanksi-sanksi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan, maka bangunan Islam tidak akan memiliki ketahanan untuk menghadapi serangan yang datang dari dalam tubuh umat Islam sendiri maupun dari luar mereka.

REFERENSI :
Panduan Asistensi Agama Islam UNS 2001
Al-Islam . Sa’id Hawa
Dasar – Dasar Islam. Abul A’la Al-Maududi
Prinsip-prinsip Islam. Abul A’la Al-Maududi
Karakteristik Islam. Yusuf Qordhowi
Salah Paham Terhadap Islam. Al- Ghazali


Keajaiban Alam Semesta
Bumi, langit dan seluruh alam semesta beserta seluruh isinya telah diciptakan oleh Alloh SWT. Kemudian semua itu dipelihara dan diatur oleh-Nya. Dari dulu hingga sekarang, bumi tetap pada posisi yang ideal. Andaikan terlalu dekat ke matahari seperti Venus, niscaya tidak akan ada kehidupan di dalamnya karena bumi terlalu panas dan beracun. Andaikan terlalu jauh seperti Mars, niscaya tidak akan ada yang hidup karena terlalu dingin dan tidak beroksigen. Dan anehnya, bumi tetap melayang pada posisinya.
Begitu juga planet-planet dan bintang-bintang. Semuanya berputar pada garis edarnya. Tidak ada yang bertabrakan. Tidak ada kehancuran. Kecuali meteor atau bintang yang sudah habis masanya. Dan itu pun tidak mempengaruhi sistem alam semesta. Kalaulah itu semua karena gravitasi, lalu dari manakah gravitasi itu? Semua menyimpulkan adanya peran Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa yang mengatur dan memelihara alam semesta.
Dan masih banyak lagi fenomena-fenomena di alam ini. Termasuk di bumi ini, misalnya fenomena munculnya hujan dan petir. Dan bahkan pada diri kita sendiri. Siapakah yang bisa menerangkan bagaimana jantung yang ada di dada kita dapat berdenyut tanpa kita suruh?
Lalu, apa yang akan terjadi apabila Tuhan itu lebih dari satu? Apa yang akan terjadi apabila ada dua saja tuhan yang mengatur alam semesta. Tentulah dunia ini sudah hancur sejak dulu.


PENGERTIAN
Secara bahasa, ‘Aqdun-‘Aqoid berarti akal atau ikatan. Maksudnya yaitu ikatan yang mengikat manusia dengan aturan-aturan Alloh dan nilai-nilai Islam. Sedangkan secara istilah, Aqidah adalah suatu yang wajib diyakini atau diimani tanpa keraguan, diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan dalam amal perbuatan sehari-hari.


URGENSI AKIDAH ISLAM DALAM KEHIDUPAN
Islam ibarat sebuah bangunan, sedangkan akidah merupakan dasar atau pondasi yang urgen (penting) bagi berdirinya bangunan Islam secara keseluruhan. Kuat lemahnya bangunan tergantung pada pondasinya. Meskipun bangunan itu terbuat dari besi dan beton, namun jika pondasinya terbuat dari kayu-kayu yang rapuh, maka bangunan yang kuat tadi akan menjadi bangunan yang mudah roboh. Sehingga semakin besar suatu bangunan, maka semakin membutuhkan pondasi yang kuat dan menghunjam ke bumi. Hal lain yang dapat dipetik dari hakikat ini adalah kita harus membangun pondasi (asas) terlebih dahulu sebelum mendirikan bangunan.
Akidah yang kuat diumpamakan sebagai pohon yang baik yaitu akarnya menghunjam ke bumi, cabangnya menjulang ke langit, berdiri kukuh, tidak mudah tergoyahkan meskipun diterjang oleh badai, dan pohon itu memberikan buah yang ranum lagi menyenangkan. Sebagaimana firman Alloh dalam QS.Ibrahim:24-25
Kekuatan akidah yang seperti itu akan memancar dari sikap hidup dan perilaku pemiliknya. Semua amal perbuatannya berasas dan berasal dari akidah Islam yang merupakan pantulan sinar keimanan dan aplikasi yang nyata atas keyakinan “laa ilaaha illallah”. Sedangkan setiap perbuatan yang tidak bersumber dari akidah Islam, maka tidak akan bernilai dan sia-sia belaka. Sebagaimana firman Alloh dalam QS. Ibrahim :18
Berikut ini adalah beberapa pentingnya akidah Islamiyah bagi kehidupan seorang Muslim :
1.Kemerdekaan Jiwa dari Kekuasaan Orang Lain
Sifat itu timbul karena keimanan yang sebenar-benarnya kepada Alloh, sehingga akan memberikan kemantapan dalam jiwa seseorang bahwa hanya Alloh sajalah yang Mahakuasa untuk memberi kehidupan, mendatangkan kematian, memberikan ketinggian kedudukan, menurunkan dari pangkat yang tinggi, juga hanya Dialah yang dapat memberikan kemudaratan dan kemanfaatan kepada seorang manusia. Selain tak ada yang kuasa melakukannya. Firman Alloh : QS.Al-A’raf :188.
Sebenarnya sebab utama yang mengekang manusia sehingga tidak dapat bergerak dengan bebas dan cepat, juga yang menjadi penghalang terbesar untuk mencapai kemajuan ialah sikap tunduk dan patuh pada orang lain. Sikap kediktatoran dari orang atau golongan lain itulah yang menghambat segala macam kemajuan.
Dengan Islam maka segala macam penghambaan haruslah dilenyapkan, sedang sebagai gantinya harus dikembangkan kemerdekaan setiap orang dari kungkungan dan belenggu. Hanya kepada Allah lah kita pantas untuk tunduk dan patuh, bukan kepada orang atau makhluk lain.
Bilal telah memberikan pelajaran kepada orang-orang yang semasa dengannya, juga kepada orang di segala masa, suatu pelajaran berharga yang menjelaskan bahwa kemerdekaan jiwa dan kebebasan nurani tidak dapat dibeli dengan emas separo bumi, atau dengan siksaan bagaimanapun dahsyatnya.
Dalam keadaan telanjang ia dibaringkan di atas bara, dengan tujuan agar ia meninggalkan agamanya atau mencabut pengakuannya, tetapi ia menolak. Maka budak Habsyi yang lemah tidak berdaya ini telah dijadikan oleh Rasulullah SAW dan agama Islam sebagai guru bagi seluruh kemanusiaan dalam hal menghormati hati nurani dan mempertahankan kebebasan serta kemerdekaannya.

2.Menumbuhkan Jiwa Keberanian dan Keteguhan untuk Membela Kebenaran
Kematian akan dianggap tidak berharga sama sekali, diremehkan, bahkan sebaliknya justru akan dicari secara syahid demi menuntut tegaknya keadilan dan kejujuran serta kebenaran.
Apa sebabnya jiwa keberanian itu timbul? Sebabnya ialah karana keimanan mengajarkan bahwa yang kuasa memberikan umur itu tidak ada selain Alloh. Umur tidak akan berkurang disebabkan manusia menjadi berani dan terus maju, tetapi tidak pula akan bertambah dengan adanya sikap pengecut dan licik.
Alangkah banyaknya manusia yang mati di atas kasurnya yang empuk, tetapi banyak pula orang yang selamat di tengah berkecamuknya peperangan yang mahadahsyat dan pertarungan yang amat sengit. Alloh berfirman dalam QS. Ali Imran :145
Keberanian dan keteguhan membela kebenaran bisa kita lihat ketika Ibn Rawahah mengobarkan semangat kaum Muslimin dalam perang Muktah. Ketika nyali kaum Muslimin mulai menciut melihat tentara Romawi yang seakan tiada ujung akhir dan seolah-olah tidak terbilang jumlahnya, Ibnu Rawahah berseru, “ Kawan-kawan sekalian! Demi Alloh, sesungguhnya kita berperang melawan musuh-musuh kita bukan berdasar bilangan, kekuatan atau banyaknya jumlah! Kita tidak memerangi mereka, melainkan karena mempertahankan agama kita ini, yang dengan memeluknya kita telah dimuliakan Alloh…!Salah satu dari dua kebaikan pasti kita capai, kemenangan atau syahid di jalan Alloh…!”
Keimanan yang menghunjam dalam dadanya telah memunculkan keberanian sehingga ia tidak gentar menghadapi musuh walaupun jumlahnya sangat besar. Keimanan itu pula yang menahan dia untuk tetap berada dalam medan peperangan walau kondisinya sangat tidak seimbang bila dibandingkan dengan kekuatan yang amat dahsyat.

3.Ketenangan atau Thuma’ninah
Yang dimaksud thuma’ninah adalah ketenangan hati dan ketentraman jiwa sebagai bekas dari adanya keimanan yang mendalam.
Jikalau hati sudah tenang dan jiwa tenteram maka kita akan merasakan kelezatan beristirahat, juga kenikmatan keyakinan dalam kalbu. Di samping itu ia akan berani menanggung segala kesukaran dan kesengsaraan dengan sikap yang berani, ia akan tabah menghadapi segala bahaya sebesar apa pun. Sementara itu ia akan meyakinkan pula bahwa pertolongan Alloh pasti akan diulurkan untuknya, karena hanya Dialah yang Mahakuasa untuk membuka segala pintu yang tertutup dan mendobrak segala jendela yang terkunci. Dengan kepercayaan yang sedemikian ini maka ia tidak mungkin akan dihinggapi oleh kesedihan, penyesalan, ataupun hendak mundur ke belakang, apalagi keputusasaan. Sifat ini sama sekali tidak terdapat dalam kamus kalbunya. Sebagaimana firman Alloh dalam QS.Al-Baqarah :257.
Bekas keimanan yang mendalam sangat terlihat ketika Ismail menerima perintah Alloh bahwa dirinya harus disembelih oleh ayahnya sendiri. Ia tidak merasa khawatir sedikitpun akan dirinya. Begitu pula Ibrahim tidak merasa khawatir sedikitpun ketika menerima perintah untuk menyembelih anak satu-satunya yang sudah lama ia dambakan kehadirannya untuk meneruskan risalah Ilahi. Namun mereka berdua yakin bahwa ketika mereka sudah menyerahkan semuanya pada kehendak Alloh, maka Alloh lah yang akan menjamin segala urusannya.

4.Keyakinan bahwa Rizki adalah Pemberian Alloh
Keimanan akan menimbulkan keyakinan yang sesungguhnya bahwa hanya Alloh jualah yang Mahakuasa memberikan rizki, juga bahwa rizki itu tidak dapat dicapai karena kerasukan orang yang bersifat tamak dan tidak dapat ditolak oleh keengganan orang yang tidak menyukainya. Sebagaimana firman Alloh dalam QS. Hud:6 dan QS.Al-Ankabut:6.
Manakala akidah yang sebenar-benarnya itu sudah meresap dalam jiwa, sudah pasti manusia yang memilikinya akan terlepas dari hinanya sifat kikir, tamak, rakus, dan loba. Sebagai gantinya, ia akan bersifat dan berbudi yang utama seperti dermawan, suka memberi bantuan, gemar menolong, dll.
Sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq patut menjadi contoh bagi umat Islam bahwa rizki Alloh senantiasa akan mengalir. Beliau infakkan seluruh hartanya untuk kepentingan Islam, bahkan tidak tersisa sedikitpun. Untuk dirinya dan keluarganya, ia tinggalkan Alloh dan Rosul-Nya. Subhanallah…Beliau sangat yakin bahwa dengan Alloh dan Rasul-Nya itu sudah lebih dari cukup dan rizki Alloh pun akan selalu ada untuknya dan keluarganya.

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT
1.Urgensi Syahadat
Syahadat merupakan ‘pintu masuk’ yang mengantarkan seseorang menuju Islam. Ia juga sebagai batas antara kekufuran dan keimanan, sehingga seseorang yang telah mengucapkannya (dengan kesadaran dan niat yang tulus) berarti telah menyandang status formal sebagai Muslim. Syahadat merupakan inti ajaran Islam, karena di dalamnya terkandung kalimat yang agung “laa ilaaha illallah”. Di samping itu, ia juga menjadi titik tolak perubahan seseorang dari kejahiliahan menuju kemuliaan Islam, dalam segala dimensinya. Syahadat juga merupakan hakikat dakwah atau ajaran yang dibawa oleh para rasul Alloh.

2.Makna Syahadat
Kalimat syahadat terdiri atas syahadat tauhid : laa ilaaha illallah ( tiada sesembahan selain Alloh) dan syahadat Rasul : Muhammad Rasulullah, yakni meyakini bahwa Muhammad adalah utusan Alloh.
Syahadatain melambangkan jiwa totalitas Islam, laksana nyawa yang merupakan nadi seluruh tubuh manusia. Seluruh anggota tubuh manusia tidak berfungsi sebagai seorang manusia yang hidup kalau nyawanya telah tiada. Seorang Muslim, biarpun ia banyak amal kebajikannya, tetapi jika tidak didasari ruh syahadataian, maka amal kebajikannya menjadi sia-sia di sisi Alloh SWT.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar syahadat seseorang diterima oleh Alloh SWT, yaitu :
a.Al ‘Ilmu (mengetahui maknanya dengan benar)
b.Al Yaqin (meyakini tanpa keraguan sedikitpun)
c.Ikhlas (murni karena Alloh dan tidak menyekutukan-Nya)
d.Al Qobul (penerimaan secara bulat terhadap ketentuan dan tuntutan yang terkandung di dalamnya)
e.Al Inqiyad (ketrikatan yang kuat terhadapnya)
f.Ash Shidiq (kesesuaian antara lahir dan batin, ilmu dan amal)
g.Al Mahabbah (disertai dengan segenap perasaan cinta kepada Alloh)

Makna Syahadat Tauhid
Syahadat yang pertama dari dua kalimat syahadat tauhid yang berbunyi, Asyhadu anlaa ilaaha illallah. Kata asyhadu secara bahasa berasal dari kata syahada yang berarti I’lan (pernyataan), qassam (sumpah), dan wa’dun (janji).
Dari pengertian dia atas maka syahadat bukan hanya sebuah kalimat yang diucapkan oleh lisan sebagai formalitas kemusliman seseorang, melainkan harus merupakan keyakinan yang mendalam tanpa keraguan sedikitpun dan direlalisasikan dalam kehidupan seorang Muslim. Inilah makna Iman yang sebenarnya sebagaimana yang diungkapkan oleh para ulama bahwa iman adalah mengikrarkan dengan lisan, meyakini dalam hati, dan mengamalkan dengan anggota badan. Kalimat laa ilaaha illallah memiliki makna yang sangat lluas dan dalam, antara lain :
a.Tiada sesembahan selain Alloh
Bila seseorang telah mengikrarkan syahadat tauhid maka berarti telah mengimani Alloh sebagai satu-satunya al-ma’bud (yang disembah) dan tidak menyekutukanNya dengan yang lainnya. Sebagaimana firman Alloh dalam QS.Thaha:14
Seseorang yang telah mengabdikan diri kepada Alloh, ia pasti membesarkan dan mengagungkan Alloh serta merendahkan diri kepada-Nya dalam seluruh kehidupannya. Aktivitas/amal perbuatan yang dilakukannya akan berorientasi kepada penghambaan diri kepada Alloh.


b.Tiada Pemimpin / Pelindung selain Alloh
Seseorang yang telah menjadikan Alloh sebagai sesembahannya dan mengabdikan dirinya kepada Alloh maka ia pun harus menjadikan Alloh sebagai pelindung / pemimpinnya. Seperti firman Alloh dalam QS. Al-Baqarah : 257 dan Al-Maidah : 5.
Seorang mukmin yang telah meyakini bahwa Alloh adalah pemimpin/pelindungnya, maka tidak ada kekuatan yang perlu ditakuti selain kekuatan Alloh, sehingga ia akan selalu patuh dan taat untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya dan ia akan tampil menjadi orang yang berani berpegang pada syariat-syariat Alloh. Kehidupannya akan senantiasa terarah oleh panduan hidayah Alloh.

c.Tiada Tujuan selain Alloh
Bila seseorang telah menjadikan Alloh SWT sebagai wali/pemimpin/pelindung, maka ia akan melakukan apa saja yang diridhoi-Nya. Dengan kata lain, segala yang dilakukan adalah dalam rangka mencari ridha-Nya. Alloh lah yang menjadi satu-satunya ghayah (tujuan) bai semua aktivitas seorang mukmin. Sebagaimana firman Alloh dalam QS.Al-An’am:162-163 dan QS. Alam Nasyrah:8.
Nilai amal seorang hamba di hadapan Alloh sangat ditentukan oleh komitmennya menjadikan Alloh sebagai satu-satunya tujuan yang sering disebut niat yang ikhlas dan menjadikan keridhaan-Nya sebagai sentral/pusat dari semua aktivitas kehidupannya. Amal yang niatnya tercampuri oleh tujuan lain selain keridhaan Alloh, akan ditolak oleh Alloh karena hal itu merupakan salah satu bentuk penyekutuan Alloh

Makna Syahadat Rasul
Alloh sebagai pencipta kita, tidak begitu saja membiarkan ciptaan-Nya kebingungan dalam mencari pegangan hidup. Alloh SWT memberikan petunjuk-Nya untuk seluruh manusia melalui Rasul-Nya.
Rasulullah Muhammad SAW sebagai rasul terakhir diutus oleh Alloh untuk manusia seluruhnya dan menjadi penutup para nabi. Beliau sebagai penyempurna ajaran-ajaran yang dibawa rasul-rasul sebelumnya (QS. Al-Anbiya’:107)
Dengan pengikraran syahadat yang kedua yaitu asyhadu anna muhammadurrasulullah, maka seseorang Muslim berkewajiban untuk :

a.Membenarkan setiap apa yang beliau kabarkan
Sesungguhnya apa yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW adalah semata-mata berasal dari Alloh SWT. (QS.An-Najm:3-5)

b.Taat terhadap apa yang diperintahkan
Taat dan patuh adalah suatu keharusan bagi kita yang sudah mengikrarkan syahadat . Taat kepada Rasul merupakan perwujudan taat kita kepada Alloh. (QS. An-Nisa:80).

c.Menjauhi apa yang dilarang Rasulullah
Lihat QS. Al-Hasyr:7
d.Menjadikan Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan
Sudah barang tentu Rasul yang diutus Alloh adalah manusia pilihan. Rasulullah adalah teladan utama dalam kehidupan Muslim. (QS.Al-Ahzab:21)

REFERENSI :
Panduan Asistensi Agama Islam UNS 2001
Akidah Islam Pola Hidup Orang Beriman. Sayyid Sabiq
Al-Islam . Sa’id Hawa
Akidah Landasan Membina Umat. Dr. Abdullah Azzam
Akidah . Sa’id Hawa
Koreksi Atas Pemahaman Laa Illaha Illallah. Muhammad Qutub
OLEH: Aang Fahruroji, S.Si

A. DUA POTRET YANG BERBEDA
Seorang mahasiswi, di Palestina, bulan depan akan menikah dengan seorang pemuda, persiapan telah dilakukan, namun belum sempat masa bahagia itu terlaksana, ia—mahasiswi tsb—dikabarkan syahid, ternyata dia adalah salah seorang anggota organisasi terkenal di palestina yang mencetak anggotanya menjadi seorang pelaku bom syahid, dia telah memilih kemuliaan di sisi Allah dengan mengorbankan nyawa demi membebaskan negerinya.
Seorang mahasiswi, di Indonesia, bulan depan akan wisuda, gelar kesarjanan sudah nampak di depan mata, belum sempat masa bahagia terlaksana, ia dikabarkan tewas bunuh diri karena sang pacar tak mau bertanggungjawab atas kehamilannya.

Menjadi pengamen di bus sebenarnya bukanlah cita-cita Udin, tapi apa daya, ia memilih hidup di jalanan karena ia melihat kehidupan disana, sementara bangku kuliah yang kemarin sempat di dudukinya sudah lama ditinggalkannya, bukan apa-apa, masalah biaya adalah masalah yang sampai sekarang belum sempat terpecahkannya.
Lain halnya dengan Aldin, ke kampus selalu bawa mobil, tiap hari main ke mall, malem ke diskotik, sempat tertangkap basah ketika nyabu bareng teman-teman kampusnya. Sementara orang tuanya sudah entah berapa kali mengingatkannya,..
ADA APA DENGAN PARA PEMUDA ???


B. PEMUDA ?? SIAPAKAH DIA ??

Hasan AlBanna pernah berkata: “Sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Keempat rukun ini—iman, ikhlas, semangat, dan amal) merupakan karakter yang melekat pada diri PEMUDA, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda.”

Musthofa Muhammad Thahan menjelaskan tentang kekuatan pemuda:
1. Sektor pembebasan dan kemerdekaan
Pemuda adalah kemampuan, tekad, keberanian, dan kesabaran mengahdapi tantangan. dengannya ummat menghalau musuh dan mengangkat bendera kejayaannya.
2. Sektor pemikiran dan Pembentukannya
Pemuda adalah unsur kokoh yang mampu belajar keras, menguasai dan menghasilkan pemikiran serta pembaruan. Ibarat ranting yang amsih segar, kelenturannya cukup untuk terbentuknya pemikiran sekaligus mentransformasikan pemikiran tersebut kepada orang lain.
3. Sektor Iman dan Amal
Iman yang diam dan kehilangan dinamika tidak ada harganya , sedangkan keimanan pemuda selalu memunculkan energi tersembunyi yang besar dalam bentuk gerakan membina umat.
4. Sektor Perubahan
Pemuda adalah pelopor dan sarana perubahan, Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah kondisi jiwa mereka. Sedangkan pemuda memiliki kekuatan jiwa yang besar, maka perubahan yang dilakukannya pun besar.


Pemuda adalah individu yang merupakan bagian dari masyarakat, dan pemuda adalah salah satu individu pilihan yang paling banyak kontribusinya di masyarakat, paling dinamis dan paling berpengetahuan. Masyarakat dapat bangkit bersama gerakan pemuda dan masyarakat akan diam dan tertinggal jika pemuda melalaikan kewajiban dan perannya.

Selain memiliki kekuatan diatas, pemuda juga memiliki nilai strategis lain yaitu :
1.Memberi tanpa berpihak/obyektif/independen
2.Kelompok yang selalu bekerja
3.Wanita dan pria
4.Syuro tanpa sikap diktator
5.Bersifat internasional/mondial

C. TENTANG “OSTEOPORESIS”

Kalau memang pemuda memiliki kekuatan yang luar biasa, pertanyaannya adalah kenapa sampai saat ini umat Islam tak kunjung bangkit dari keterpurukannya??.
Bila seluruh umat Islam diibaratkan sebagai satu bentuk yang kokoh, maka pemuda adalah tulang punggungnya, pemuda adalah tulang punggung kebangkitan Islam, apa yang terjadi pada sebuah tubuh bila tulang punggungnya retak, keropos, atau bahkan patah ??
Ada diantara pemuda yang tumbuh dalam suasana bangsa yang sulit dan bergejolak, dimana kesadaran akan eksistensi diri selaku muslim dan keinginan untuk membangkitkan umat ini telah begitu kuat tertanam dalam dirinya.
Ada juga diantara para pemuda yang tumbuh dalam suasana bangsa yang bejat dan rusak, dimana para pemimpinnya tak mampu mensejahterakan rakyatnya, ketimpangan sosial begitu menganga, pengaruh barat telah merasuk hebat, gaya hidup yang hedonis dsb. Sehingga pemuda yang tumbuh dalam suasana ini aktivitasnya lebih banyak tertuju pada dirinya sendiri daripada pada umatnya, dia pun kemudian cenderung hura-hura, dan main-main karena untuk menenangkan hatinya, meski sementara. Saya menamakan fenomena ini sebagai OSTEOPOROSIS (pengeroposan tulang), dimana terjadi proses penghancuran kekuatan pemuda sebagai tulang punggung sebuah generasi.

D. BERFIKIR GLOBAL, BERTINDAK LOKAL
Ketika kesadaran, secara perlahan mulai menyelimuti hati kita, maka satu hal yang mesti kita lakukan adalah : BERGERAK !!! karena sesungguhnya perubahan tidak akan pernah terjadi jika hanya DIAM.
Perhatikan kondisi di sekitar kita, layakkah itu kita sebut sebagai situasi yang Islami?? Benarkah pendidikan yang kita jalani adalah pendidikan yang sesuai dengan spirit Islam? Apakah pergaulan di masyarakat mencerminkan semangat persaudaraan Islam? Kalau tidak, segera susun kekuatan, galang persatuan dan gunakan sarana-sarana yang ada untuk MEMPERBAIKINYA!.
Oleh : Aang Fahruroji, S.Si

POTRET SYAHADAT UMMAT
Keadaan kaum muslimin saat ini memang sangat memprihatinkan, bukan sekedar aspek materi yang minim, dengan gejala kemiskinan yang lekat dengan citra kaum muslimin, tapi juga aspek immateri yang meliputi : pendidikan, kesehatan, kesejahteraan bahkan aspek keyakinan terhadap dien-nya pun sangat lemah.
Bila kita gunakan Alquran sebagai teropong untuk melihat ummat, maka akan kita dapati ummat Islam dewasa ini adalah ummat LAIN, bukan sebagai ummat Alquran yang dilukiskan Allah SWT sebagai ummat terbaik, yang dijelaskan alasan terbaiknya karena mereka menyeru orang berbuat makruf dan mencegah orang bebuat munkar, serta beriman kepada Allah.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kaum muslimin memiliki kelemahan di bidang aqidah, tsaqofah, tarbiyah, manajemen organisasi, dakwah dan akhlak. Kondisi ini berlaku di hampir semua negara-negara Islam/ mayoritas Islam.
Semua ini tak lebih karena kelalaian kaum muslimin yang seharusnya mampu menjadi Khalifah (pengatur) di muka bumi. Kita kehilangan kemampuan dalam menerjemahkan kehendak-kehendak Ilahiyah dalam bentuk yang aplikatif. Padahal alam semesta ini adalah milik Allah sehingga hanya Dia yang dapat mengoperasikan perputaran roda alam ini, sehingga ketundukkan dan kepatuhan kepadaNya adalah mutlak karena walaupun kita membangkang atau tidak melaksanakan kehendakNya –yang menyebabkan kehancuran dan kebinasaan—maka tidaklah berkurang kekuasaanNya.
Sebuah majalah Islam, Suara Hidayatullah, di tahun 90-an telah mengangkat fenomena ini dalam rubrik Kajian Uatama-nya. Disebutkan disana bahwa keadaan ummat yang carut marut ini adalah sebuah cerminan dari kualitas syahadat ummat yang masih sangat rendah, dan sekarang fenomena ini masih terus berlanjut, bahkan semakin menggejala.

MENEMUKAN KEMBALI SYAHADATAIN...
Kenapa ummat Islam terjebak pada situasi ini ? ini tak bukan karena kita semakin kabur dalam melihat visi dan misi mengapa kita diciptakan. Kekaburan visi kita kedepan tercermin dalam kelalaian kita kepada hari akhir yang kekal dan kita hanya sibuk dengan kesenangan dunia yang sifatnya sementara. Kekaburan visi misi mengapa kita diciptakan tercermin dalam kealpaan kita dengan tugas sebagai hamba sekaligus khalifah Allah di muka bumi yang semuanya ini adalah aktualisasi dan realisasi dari kekuasaan Allah yang merupakan penguasa tunggal, dengan kata lain kita sudah kabur dengan ke-tauhid-an kita terhadap Allah. Banyak diantara kaum muslimin yang beridentitas-Islam, mereka membaca syahadat tetapi belum bersyahadat, mereka mengerjakan sholat tetapi belum mendirikan sholat, mereka menunaikan haji tetapi belum berhaji, bahkan mereka memperjuangkan Islam tetapi mereka belum berjuang untuk Islam.
Sesungguhnya perjuangan berat Rosulullah dalam menemukan syahadat telah terlambang dalam peperangan lahir, yang digambarkan dalam bentuk perang fisik melaawan bala tentara pimpinan Abu Sufyan. Sedang peperangan bathin adalah melawan hawa nafsunya sendiri, sesuai sabdanya bahwa jihad akbar adalah jihad melawan hawa nafsu sendiri.
Barulah setelah itu syahadat dalam pengertian sesungguhnya dapat dijumpai oleh segenap umat Islam pada zaman itu. Rosul pun tidak terlalu sulit dalam menebarkan benih-benih syahadat dalam masyarakat Islam. Relatif tidak begitu lama dalam jangka waktu dua puluh tiga tahun, buah syahadat menampakkan diri berupa tatanan masyarakat Islami yang diidam-idamkan.

NILAI STRATEGIS SYAHADAT
Benarkah syahadatain dapat merubah tatanan masyarakat, yang tadinya jahily menjadi tatanan masyarakat islam? Dimanakah letak strategis syahadatain? Bagi sebagian orang mungkin tak akan percaya bahwa sesungguhnya perubahan itu dimulai dari syahadatain. Tapi fakta sejarah telah membuktikan bahwa rosulullah mengubah dunia dengan landasan awal syahadatain.
Setidaknya ada beberapa nilai strategis syahadatain, yaitu :
1. Pintu gerbang Islam
apa sih bedanya orang Islam dengan kafir ? pakah dari namanya? Robert dengan Hasan? Atau dari wajahynya berjenggot atau tidak? Ternyata ada juga Robert yang beragama islam sedang hasan beragama nasrani dan banyak kaum muslimin yang tidak berjenggot sedangkan penyanyi barat yang kristen berjenggot, bahkan pencuri-pencuri arab yang kafir juga berjenggot.. lalu apa yang membedakannya?yang membedakanya adalah syahadat. Seseorang dikatakan muslim bila dia mengikrarkan syahadatain karena sesungguhnya syahadatain merupakan pernyataan ketundukkan (Islam) itu sendiri.seseorang belum dikatakan muslim bila hanya mengikrarkan Laa Ilaha Ilallah sebab hakikat seorang muslim adalah ketundukan, jika belum tunduk kepada sunnah rosulullah maka belum Islamlah dia (QS 60:13; 59:7).
2. Syahadat merupakan inti ajaran Islam
Islam bila diperas maka akan kelihatan pangkal dan ujungnya merupakan laa Ilaha Ilallah. Dari segala aspek peribadatan ternyata menuju kepada pengabdian kepada Yang Esa, yaitu Allah. Islam mencakup ibadah dalam arti khusus (mahdloh) yang benar-benar ditujukan kepada Allah semata, Islam mencakup Ibadah alam arti luas/umum, muamalah (ghoir mahdloh) yang merupakan konsekuensi dari tugas kholifah dan fungsi kholifah inilah yang merupakan bukti aktuaisasi kekuasaan Allah Yang Maha Besar yang tidak hanya bisa menuruti perintahNya ataupun membangkang, namun juga bisa memilih mana yang baik untuk dia dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu (QS 20:123-124).
3. Syahadatain merupakan Asas perubahan
segala ssuatu yang ada di alam ini apat berubah sesuai dengan sunnatullah kecuali sunnatullah itu sendiri. Namun sesuatu itu ada yang cepat berubah dan ada yang lambat. Pengetahuan dan teknologi mudah sekali berubah, kebudayaan lebih lambat, dan ideologi/keyakinan/akidah susah untuk berubah, sehingga dapat dikatakan manakala ideologi seseorang sudah berubah, maka berubah pula tatanan kehidupan dia (budaya, teknologi, pengetahuan, cara hidup dsb). Demikian pula dengan orang Islam apabila syahadat yang merupakan inti ajran Islam sudah menancap dalam dirinya sebagai akidah, maka berubah pula seluruh aspek kehidupannya seperti halnya seorang Umar bin khottob yang dulunya seorang jahiliyah yang bengis sehingga tega membunuh anak perempuannya sendiri dan bodoh karena menyembah berhala dapat berubah menjadi seorang penyayang yang selalu ronda tiap malam untuk mencari orang yang membutuhkan dan menjad seorang yang pandai sehingga mampu membuat undang-undang sesuai syariat Islam setelah dia bersyahadat. Syahadat inilah yang akan selalu memompa semangat ummat Islam untuk selalu membuat perubahan yang lebih baik (QS 13:11) dan karena inlah orang-orang kafir sangat takut kepadanya.
4. Syahadat merupakan hakikat dakwah para rasul
rasul dilahirkan dari ibu yang berbeda-beda namun mempunyai misi yang sama. Syariat yang dibawa rosul dapat berbeda-beda namun intinya tetap sama yaitu beriman kepaada Allah dan menjauhi thogut.
5. syahadat merupakan keutamaan yang agung
syahadat dapat menyelamatkan dari azab Allah di dunia dan akhirat. Juga menjadi sebab terhapusnya dosa dan maksiat sertta sebab masuknya seseorang kedalam surga dan tidak kekal di neraka.

KANDUNGAN SYAHADAT
Setelah kita mengetahui urgensi syahadat dala kehidupan maka perlu sekiranya kita mengetahui kandungan syahadat karena kandungan syahadat inilah yang menjadikan kengerian orang kafir seperti diungkapkan Amr bin hisyam (abu jahal) kepada nabi sekaligus ketenangan bagi kaum muslimin. Syahadat merupakan sebuah ikrar, sumpah dan janji yang diyakini dalam hati diucapkan oleh lisan dan diamalkan sesuai dengan rukun-rukun tang telah ditetapkan yang isinya tentang Tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Kandungan Laa ilaha Ilallah sendiri adalah bahwa kita mengakui tidak ada pencipta, tidak ada pemberi rizqi, tidak ada penguasa, tidak ada yang memberi manfaat dan mudharat, tidak ada pengatur alam semesta ini, tidaka da pelindung, tidak ada hakim, tidak ada yang berhak memerintah dan melarang, tidak ada pembuat syariat, tidak ada yang ditaati an tidak ada yang pantas disembah serta diibadahi kecuali Allah, sedangkan kandungan Muhammadurosulullah adalah kita wajib taat dan mengambil suri teladan untuk kita realisasikan dalam kehidupan hanya kepada Nabi Muhammad.

KONSEKUENSI SYAHADAT
Kandungan syahadat diatas sudah barang tentu akan membawa konsekuensi yang antara lain :
1. Cinta dan Iman tanpa ragu-ragu
Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RosulNya kemudian tidak ragu-ragu dan berjihad dengan harta dan juwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar (QS 49:15).
2. Jihad
segala kesaksian dan pernyataan tanpa bukti sesungguhnya hanyalah angan-angan. Bukti bahwa orang yang bersyahadat adalah dengan kerelaannya mengorbankan segala apa yang dia punyai baik harta maupun jiwa untuk menegakkan kalimat syahadat di muka bumi. Namun ini semua tak akan pernah terealisir kecuali dengan jihad (kesungguhan).
3. Alwala’ wal bara’
kalimat syahadat merupakan upaya pelepasan diri/penolakan terhadap semua Ilah (bara’) dan penisbahan diri menjadi seorang hamba hanya kepada Allah (wala’) sehingga konsekuensinya seorang yang telah bersyahadat harus berani menolak segala bentuk penghambaan kepada selain Allah dan segala kedzaliman. Selain itu dia harus tunduk, patuh dan loyal (setia) kepada Allah (QS 60:1).
4. Totalitas Islam
Allah tidak menghendaki ada penyekutuan terhadapNya karena Dia tidak menghendaki adanya parsialisasi Islam sebab dengan parsialisasi maka akan menggambarkan terbaginya cinta dimana hal inilah yang sangat dibenci Allah, dzat yang seharusnya paling dicinta (QS 9:24; QS 2:108).

DAMPAK SYAHADAT
Apabila syahadat telah menancap kuat pada diri kaum muslimin dan telah dia realisasikan melalui pemenuhan konsekuensinya maka kaum muslimin akan tumbuh sikap merdeka, mulia, tenang, aman, optimis, berani dan tawakkal. Selain itu akan turun barakah dari Allah dan akan mendapatkan kepemimpinan.

EPILOG
Sesungguhnya kehidupan ini adalah cobaan bagi manusia. Segala persoalan islam yanga da pada saat bini juga merupakan cobaan bagi kaum muslimin. Kita diuji bagaimana kita mampu mempertahankan tauhid dalam kehidupan kita. Kita dulu dihidupkan dengan syahadat dan mati pun seharusnya dengan syahadat (syahid) pula sehingga kita mendapatkan jannah Allah yang dijanjikan. Amiin